youngster.id - Dunia pendidikan di Indonesia terus menjadi perhatian dari banyak pihak. Sejumlah komunitas dan startup yang bergerak di bidang pendidikan terus tumbuh dan memperjuangkan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia. Untuk mendukung ekosistem pendidikan berkelanjutan, Permata Bank menggelar United for Education (UFE).
“Kami ingin UFE menjadi tempat bagi komunitas untuk mengembangkan ekosistem pendidikan berkelanjutan yang saling menginspirasi serta mendorong adanya kolaborasi antara pemangku para pemangku kepentingan yang peduli dan memiliki semangat yang sama untuk kemajuan pendidikan di Indonesia,” kata Dhien Tjahajani, Direktur PermataBank kepada media Rabu (5/12/2018) di Jakarta.
Menurut Dhien, kegiatan UFE berangkat dari keinginan untuk turut serta mencari solusi terbaik bagi pendidikan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan per tahun 2017/2018, masih tercatat sekitar 187,828 siswa putus sekolah dari rentang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Kejuruan (SMK). Dan kali ini hadir dalam bentuk forum advokasi pendidikan.
”Dengan tema “Championing Change”, kami berharap masyarakat yang hadir di UFE 2018 nanti dapat saling berbagi dan belajar, menginspirasi dan terinspirasi dari para pembicara yang hadir, mereka merupakan para ‘juara’ yang melakukan perubahan melalui inisiatif, inovasi dan menjadi penggerak perubahan dalam memberikan solusi inovatif untuk pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan kewirausahaan sosial,” kata Dhien lagi.
Pada kesempatan itu Richele Maramis, Senior VP Head Corporate Affairs mengatakan, egiatan corporate social responsibility (CSR) ini telah berlangsung sejak tahun 2010. UFE akan berlangsung pada Sabtu, 8 Desember 2018 di Kuningan City Ballroom, Jakarta.
“Pada penyelenggaan kali ini akan ada empat jenis kegiatan yaitu konferensi, diskusi panel, kelas mini dan sustainability expo. Akan hadir pada sesi konferensi, pembicara-pembicara yang memiliki perhatian penuh terhadap pendidikan, seperti Reky Martha (Hoshizora Foundation), Tyovan Adi Widagdo (Bahaso), Andri Rizki Putra (Yayasan Pemimpin Anak Bangsa) dan Yoris Sebastian (OMG Creative Consulting) yang akan berbagi tentang pentingnya menjadi seorang agen perubahan,” terang Richele.
Untuk diskusi panel, beberapa komunitas dan lembaga swadaya masyarakat juga diajak saling berkoneksi dan bersinergi sesuai dengan tema atau isu yang diangkat seperti komunitas Guru Bhumi, Shinta VR dan Bumi Kardus pada tema Creative Teaching Method, Thisable Enterprise dan Precious One pada tema Empowering Disabled Community, Seratus Kapas dan Binar Academy untuk tema Women Entrepreneurs, Nara Kreatif, Red Nose Foundation dan Sanggar Anak Akar untuk tema Reaching the Unreached Pockets, Toraja Melo dan Circa Handmade untuk tema Empowering Women, Gandeng Tangan, Arkademy dan Impact Byte untuk tema Empowering Community Through Technology, lalu ada Suka Chitta, Melookmel dan Suwe Ora Jamu pada tema Empowering Local Resources.
Permata Bank sendiri ikut berpartisi dalam 2 sesi panel diskusi bersama dua lembaga konsultan keuangan Amartha dan Action Coach sebagai pembicara dalam tema Financial Literacy, serta PermataHati bersama Kitabisa.com dan Inspiration Factory pada tema Social Movement.
Para pengunjung juga dilibatkan dengan berdonasi sebesar Rp 50.000 untuk mengikuti seluruh kegiatan Konferensi dan Diskusi Panel. Seluruh hasil donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengembangan program pendidikan bersama Sanggar Anak Akar sebagai partner CSR PermataHati.
“Kami ingin kegiatan ini dapat memberi dampak berkelanjutan sehingga ekosistem untuk membangun dunia pendidikan di Indonesia dapat saling terhubung dan semakin kuat,” pungkas Richele.
STEVY WIDIA