youngster.id - Indonesian Gastronomy Association (IGA) bekerjasama dengan Sekretariat Kabinet (SetKab) Republik Indonesia akan menggelar GastroNesia Mini PotLuck Festival. Tujuannya, menumbuhkan entrepreneurship di bidang boga atau makanan (GastroPreneurship), sekaligus memperkuat diplomasi Indonesia.
Dijelaskan Ketua Harian IGA, Pamungkas Trishadiatmoko, saat ini boga telah masuk dalam sub sektor Ekonomi Kreatif. Di tahun 2017 boga menjadi salah satu yang berkontribusi sebesar 41,69% bagi Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan hasil Survei Ekonomi Kreatif tahun 2017, pertumbuhan subsektor boga pun menunjang pertumbuhan pariwisata Indonesia. Hal ini terlihat dari pencapaian Indonesia yang berhasil menduduki posisi ke-42 dari 136 negara dalam Travel and Tourism (T&T) Competitiveness Index 2017 setelah sebelumnya berada di posisi ke-50 dari 141 negara pada 2015.
“Dari data di atas, sudah sewajarnya jika Presiden Jokowi menyampaikan bahwa diplomasi terbaik di dunia baik secara sosial budaya maupun ekonomi, adalah melalui boga atau makanan. Dan memang benar itu sudah dipakai beberapa negara di Asia. Indonesia memiliki potensi besar tampil sebagai negara gastronomi terbesar di dunia,” ujar Trishadiatmoko, dalam keterangan (25/10/2018).
Pada gelaran GastroNesia Mini PotLuck Festival ini akan menghadirkan lebih dari 300 orang peserta dari kalangan anggota Indonesian Gastronomy Association, Sekretariat Kabinet, Kementerian & Lembaga Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Kota & Kabupaten, Kedutaan Besar Negara Sahabat & Organisasi Non Pemerintah, seperti PHRI, GAPMMI, KADIN, HIPMI, IWAPI, APINDO, ICA, APJI dan lain sebagainya maupun kalangan terhormat.
Guna memantapkan langkah dan strategi IGA menjadi mesin penggerak dalam meningkatkan ratio entrepreneurship Indonesia, serta menjadi prestise dari diplomasi Indonesia di mata dunia melalui Gastronomy Diplomacy & Culinary Diplomacy, GastroNesia Mini PotLuck Festival akan dikemas sedemikian rupa mulai dari menampilkan lebih kurang 300 aneka hidangan makanan Indonesia & antar bangsa serta atraksi penampilan tarian tradisional Papua & Sunda dan lainnya.
“Sebagai Menteri Luar Negeri, saya memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan. Bukan hanya makanannya, tetapi cerita di balik makanan itu sehingga kita faham tentang Indonesia kita. Namun yang kadang-kadang kita kurang adalah cerita tentang makanan itu. Padahal itu yang akan membuat orang akan lebih tertarik,” imbuh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
IGA adalah perkumpulan yang dibentuk dengan tujuan untuk mengangkat, mengembangkan, melestarikan dan mendekonstruksi seni memasak berbagai suku kepulauan Nusantara yang ada di Indonesia serta etnik pendatang; baik yang tradisional, akulturasi & mimikri dari warisan yang ada maupun modifikasi akibat localized global cuisine.
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post