youngster.id - Wakil Presiden (Wapres) HM Jusuf Kalla mengajak para mahasiswa untuk berani berwirausahadan melakukan inovasi dalam mengembangkan diri. Langkah ini dinilai dapat menurunkan ketimpangan sosial di Indonesia.
“Generasi muda harus lebih berkualitas, lebih tinggi dari sebelumnya,” kata Jusuf Kalla pada kuliah umum di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dilansir Antara Selasa (28/2/2017).
Dalam kuliah tersebut juga hadir Mendikbud Muhadjir Effendy, rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Surabaya, Gubernur Jatim Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Moh Nuh, dan Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie.
Wapres meminta para rektor untuk mendorong mahasiswa berwirausaha. Menurutnya, entrepreneur tidak bisa hanya dengan dididik 100 %. Yang harus dilakukan adalah didorong. “Angka lulusan sarjana di Indonesia tembus satu juta lebih. Maka, belum apa-apa jangan punya cita-cita jadi DPR,” ujarnya.
Menurut Jusuf Kalla, untuk bisa menurunkan ketimpangan sosial dibutuhkan kerja keras, ilmu pengetahuan dan dibarengi inovasi. “Ayah saya lulus SD, saya harus lebih baik dari pada ayah saya. Jangan menjadi beban terus menerus,” katanya.
Selain itu, dia meminta generasi muda jangan mudah puas dan tidak bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sebab, dalam setahun kuota penerimaan sebatas 125 ribu, dan difokuskan pada profesi guru serta tenaga kesehatan menggantikan yang pensiun.
“Kemajuan tidak bisa dicapai dengan marah, dengan demonstrasi. Diperlukan ilmu pengetahuan yang merupakan instrument untuk maju. Untuk maju perlu kerja keras disertai kemampuan inovasi,” ucapnya.
Wapres juga menegaskan Indonesia masih ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan. Menurutnya hal itu karena orang-orang lebih membanggakan masa lalu. Termasuk kemajuan dunia Islam masa lampau.
Dirinya meminta orang untuk tidak terlalu membanggakan masa lalu. Dirinya mencontohkan, China sebelumnya negara komunis dan kini ingin menjadi negara terbuka. Sebaliknya, Amerika yang sebelumnya terbuka mengarah ke tertutup. Semua lantaran pemikiran yang berubah.
Jusuf Kalla menegaskan Indonesia tidak ke kanan dan atau ke kiri. “Jika Indonesia ingin dihargai harus maju ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuannya. Kita menginginkan kemajuan itu kemajuan kita semua,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post