youngster.id - Wirausaha sosial pengelolaan limbah Waste4Change mendapatkan dana senilai US$5 juta (setara Rp76,9 miliar) dalam putaran pendanaan seri A, yang dipimpin bersama oleh AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama.
Putaran pendanaan juga diikuti oleh Basra Corporation, Paloma Capital, PT Delapan Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV, dan Urban Gateway Fund.
Founder dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, pihaknya akan menggunakan modal segar itu untuk lebih memperluas dan meningkatkan jangkauan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan. Ini akan mencapai lebih dari 2.000 ton per hari selama lima tahun ke depan. Termasuk integrasi teknologi digital ke dalam proses monitoring dan pencatatan alur manajemen limbahnya dan mengotomatisasi fasilitas pemulihan material.
Selain itu, dana itu juga akan membantu Waste4Change memperkuat kemitraan dengan sektor informal pengumpul sampah, seperti pemulung, bank sampah, warung sampah, dan agregator sampah.
“Sektor pengelolaan sampah Indonesia masih terus berkembang, dan kami lebih dari siap untuk membantu dalam prosesnya. Dibandingkan dengan apa yang kami alami di tahun 2014, pasar saat ini semakin matang. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menyediakan solusi bagi setiap kebutuhan pengelolaan sampah,” kata Junerosano, Jumat (14/10/2022).
Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia memiliki masalah pengelolaan sampah terbesar di Asia Tenggara, dengan tingkat daur ulang berdasarkan Kementerian Data Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih sangat rendah di angka 11-12%. Tapi ini mungkin akan segera berubah ketika regulator membawa kebijakan baru.
Baru-baru ini Pemerintah meluncurkan program “Indonesia Bersih Sampah 2025”. Aturan ini mewajibkan semua pihak untuk mendukung terwujudnya 30% pengurangan limbah dari sumber asli dan 70% limbah diolah. Target agresif pemerintah itu harus tercapai sebelum akhir 2025.
Program ini juga telah memicu peraturan pengelolaan sampah baru dari pemerintah daerah dan inisiatif pengelolaan sampah dari sektor komersial. Perubahan ini telah menciptakan kebutuhan yang melonjak bagi vendor pengelolaan sampah, yang juga dapat memberikan laporan pengelolaan sampah secara rinci.
Pandu Sjahrir, Founding Partner di AC Ventures mengatakan, Waste4Change merupakan pionir yang memberikan solusi pengelolaan sampah end-to-end.
“Keberlanjutan adalah fokus utama tim, dengan komitmen yang ditunjukkan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Perusahaan itu membuktikan bahwa ia telah mencapai kesesuaian produk-pasar dan memiliki potensi untuk diskalakan di seluruh negeri. Waktunya juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya 30% dari semua limbah dikurangi, digunakan kembali, dan didaurulang pada tahun 2025, dengan 70% sisanya dikelola secara bertanggung jawab,” ujar Pandu.
Waste4Change telah hadir di 21 kota di Indonesia, mengelola lebih dari 8.000 ton limbah per tahun. Mengumpulkan limbah dari lebih dari 100 klien B2B dan lebih dari 3.450 klien rumah tangga. Sejak 2017, telah tumbuh pada CAGR 55,1%.
Saat ini, startup yang berdiri pada 2014 ini memiliki 108 karyawan dan 141 operator pengelolaan sampah. Rencananya, Waste4Change akan menambah 52 orang karyawan dan melibatkan lebih dari 300 orang mitra informal di sektor limbah untuk terus mendorong pertumbuhan. (*AMBS)
Discussion about this post