youngster.id - Perusahaan modal ventura asal Singapura TNB Aura telah menyelesaikan proses merger antara Tjufoo dan Sinbad, yang menghasilkan perusahaan baru bernama ‘Horizon’. Pengumuman tersebut dilakukan dalam gelaran VC Socials 2024, agenda tahunan yang menampilkan pencapaian portofolio TNB Aura.
Tjufoo merupakan aggregator Direct-to-Consumer (D2C) asli Indonesia yang memberdayakan brand-brand local. Sedangkan Sinbad adalah platform e-commerce B2B yang menyederhanakan distribusi rantai pasok toko ritel.
Glen Ramesan, Managing Partner Indonesia of TNB Aura menyatakan bahwa sinergi Tjufoo-Sinbad mencerminkan komitmen kuat kedua belah pihak dalam mentransformasi model bisnis dan memperkuat keunggulan kompetitif untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Glen memperkirakan potensi pasar yang sangat besar pasca-merger, seiring Horizon mewakili babak baru di mana Tjufoo dan Sinbad menyelaraskan visi mereka untuk memberdayakan merek dan ritel lokal, memungkinkan mereka lebih gesit di pasar.
“Horizon menawarkan diferensiasi yang jelas dan fundamental yang kuat, dengan manfaat yang holistik termasuk perluasan akses konsumen, optimalisasi saluran distribusi berbasis teknologi, dan dukungan komprehensif untuk pertumbuhan bisnis. Keunggulan ini juga dapat dimanfaatkan merek-merek internasional yang ingin memasuki pasar Indonesia,” kata Glen, dikutip Jum’at (10/5/2024).
Sinergi ini menjadi tonggak strategis, yang mengintegrasikan secara vertikal kapabilitas kedua entitas, dalam memperkuat ekosistem omnichannel dan rantai pasok berbasis teknologi di Tanah Air, yang membawa manfaat luas bagi para pelaku industri D2C, mulai dari ritel hingga brand-brand lokal di Indonesia.
TJ Tham, CEO & Co-Founder Tjufoo, yang kini memimpin Horizon sebagai CEO baru mengatakan, sinergi Tjufoo dan Sinbad menandai terobosan strategis dalam membangun perusahaan omnichannel consumer goods berbasis teknologi di Indonesia.
“Kemitraan ini memanfaatkan kekuatan house of brands Tjufoo yang sudah established dengan kapabilitas distribusi rantai pasok berbasis digital yang nationwide dari Sinbad. Sinergi ini diharapkan merevolusi industri D2C nasional, dimana melalui entitas baru ‘Horizon’, dukungan komprehensif yang menyeluruh akan diberikan kepada para brand dan ritel, yang memungkinkan peningkatan skala dan efisiensi operasional bisnis untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata TJ Tham.
Di sisi lain, TJ Tham menekankan portofolio merek-merek lokal yang mengesankan di bawah naungan Tjufoo, seperti Dapur Cokelat sebagai salah satu toko kue dan coklat nasional yang legendaris, serta ACMIC sebagai merek aksesori elektronik terkemuka Tanah Air, dimana keduanya berkontribusi menghasilkan laba bersih yang besar selama setahun terakhir.
Memanfaatkan rantai pasok online-to-offline (O2O) berbasis teknologi yang kuat dari Sinbad, kemitraan strategis ini diposisikan untuk membangun fondasi kuat yang penting bagi kesuksesan sistemik, sekaligus meningkatkan visibilitas merek dalam ekosistem Tjufoo yang tumbuh ekspansif dan inklusif.
Senada dengan optimisme tersebut, Emilio Wibisono, CEO & Founder Sinbad, yang ditunjuk sebagai Chief Business Officer Horizon, berbagi pandangannya mengenai kondisi industri D2C dan business-to-business (B2B) saat ini.
Menurutnya, ada tiga tren yang diperkirakan akan mempengaruhi industri terkait selama 3-5 tahun ke depan. Pertama, pergeseran perilaku konsumen yang mengutamakan service excellence, mendorong para pelaku industri untuk menyempurnakan penawaran mereka. Kedua, meningkatnya permintaan akan substansi yang relevan, memiliki value, dan dan diferensiasi yang jelas. Terakhir, kebangkitan pengalaman berbelanja offline di toko, dengan sudut pandang teknologi sebagai sarana untuk memonetisasi dan menyederhanakan proses.
“Sinbad menawarkan keahlian rantai pasok, dengan rekam jejak yang luas dalam mendistribusikan produk FMCG untuk klien-klien besar, termasuk salah satunya adalah Unilever. Namun, margin keuntungan sebagai distributor bisa dibilang kecil. Oleh karena itu, penggabungan strategis dengan Tjufoo menandai tonggak penting dalam perkembangan bisnis kami. Entitas baru Horizon berpotensi menghasilkan margin lebih tinggi dan memperluas jangkauan kami ke kategori di luar FMCG, termasuk elektronik, home & living, fesyen, dan kategori pilihan lainnya,” tambah Emilio.
Sementara itu, berbagai studi yang dilakukan oleh jaringan akuntan global PWC turut menunjukkan preferensi konsumen terhadap pengalaman omnichannel dan service excellence. Studi-studi ini menggarisbawahi bertumbuhnya konsumen yang tech-savvy dan empowered. Lebih dari separuh konsumen Indonesia masih menganggap pengalaman berbelanja di toko menarik, namun tetap mengutamakan kecepatan dan kenyamanan.
Faktor-faktor ini telah mendorong pelaku usaha untuk transformasi menuju bisnis perdagangan omnichannel. Elemen kunci dari transformasi ini mencakup digitalisasi rantai pasok, memanfaatkan sinergi kapabilitas untuk meningkatkan daya saing, serta memastikan pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi.
STEVY WIDIA