youngster.id - Serangan hama kerap merugikan petani, termasuk petani padi. Salah satu hama yang sering muncul adalah wereng. Peduli akan hal itu, sejumlah mahasiswa lintas fakultas dari Universitas Andalas (Unand), membuat inovasi alat pengusir hama otomatis yang diberi nama Agraris.
Agraris adalah sebuah inovasi yang dilahirkan mahasiswa yang ikut Kelas Projects Independen. Kelas ini merupakan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MB-KM). Ketua Tim Agraris ini, mahasiswa Jurusan Elektro Fakultas Teknik Unand, Arif Rahman dengan anggota Yolanda Farmayeni (Jurusan Elektro), Wahyu Pradana (Jurusan Elektro), Adif Bayu Tirta (Jurusan Sistem Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian) dan Ahmad Abel Alfando (Jurusan Teknik Mesin), dengan dosen pembimbing, Dr Eng Muhammad Ilhamdi Rusydi.
Arif Rahman mengungkapkan, ide pembuatan Agraris ini, dilatarbelakangi pemberitaan sebuah media siber di akhir 2020 lalu. Dalam berita itu disebutkan, 70 hektar sawah di Padang diserang hama wereng, termasuk di kelurahan Pisang, kecamatan Pauh, Padang.
“Lahan yang terserang wereng mencapai angka 80-90% dari hamparan persawahan yang ada di Pisang. Dari perisitiwa inilah, Agraris ini diciptakan,” kata Arif dalam keterangannya, Rabu (2/2/2022).
Dia memaparkan, Agraris ini dikembangkan untuk dapat mengusir hama secara otomatis. Alat ini ditujukan untuk membantu petani dalam mengatasi hama burung, wereng dan tikus secara sekaligus.
“Alat ini memanfaatkan bunyi frekuensi ultrasonik untuk mengusir hama burung, wereng dan tikus,” ujar Aris. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan lampu dan flock reflector yang berfungsi untuk membasmi hama wereng dan flock reflector ini berguna untuk mengusir burung dengan memanfaatkan silau yang berasal dari pantulan cahaya matahari.
Agraris ini telah disosialisasikan cara penggunaannya ke petani di Kelompok Tani Cinta Damai di daerah Pisang sekaligus mitra dalam melakukan kegiatan inovasi ini.
Menurut Arif, kelebihan dari alat ini ada pada kerangka utama yang dibuat semi-portable, sehingga cukup mudah bagi pengguna untuk memindah-mindahkannya. Jangkauan dari frekuensi ultrasonik, juga dapat mencapai satu hektar lahan pertanian. Kemudian, lampu yang digunakan untuk menangkap hama wereng, telah menggunakan controller otomatis.
“Controller ini digunakan, agar lampu dapat hidup otomatis pada pukul 18.00 WIB dan pada pada pukul 06.00 WIB,” ungkapnya.
Menurut Adif, tim akan mengevaluasi dan meningkatkan kinerja Agraris ini, sesuai dengan kebutuhan dari mitra. Kemudian, juga akan dilakukan survei pada anggota Kelompok Tani Cinta Damai terhadap manfaat yang diperoleh. “Agraris ini tengah kita ajukan Hak Patennya ke Kanwil Kemenkumham Sumbar,” ujar Arif lagi.
Karya inovasi mahasiswa ini telah mendapatkan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021.
STEVY WIDIA
Discussion about this post