Beton Dari Limbah Cangkang Karang

Tim CT Askari dari ITS. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Mahasiswa Tehnik Industri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menciptakan beton dengan memanfaatkan limbah cangkang karang.

Mereka adalah Aldith Firman Akbar, Helmy Ramadhani Chrisatama Sakti, dan Alifiah Devayanti yang tergabung dalam tim bernama CT Askari. Mereka menggunakan limbah cangkang kerang yang ada di pesisir Pantai Kenjeran sebagai pengganti agregat kasar atau yang akrab disebut kerikil, pada beton. Kemudian, cangkang kerang tersebut difungsikan 100 persen sebagai pengganti agregat kasar.

Pilihannya pada cangkang kerang bukanlah tanpa pertimbangan. Menurut Aldith, cangkang kerang saat ini hanya digunakan sebagai hiasan ataupun cinderamata. Nyatanya jika dilihat dengan teliti, cangkang kerang memiliki tekstur yang sama kasarnya dengan kerikil atau batu pecah. 

“Oleh karena itu, dengan limbah cangkang kerang yang melimpah di daerah pesisir, sayang jika hanya dijadikan hiasan maupun cindera mata,” kata Aldith yang dilansir Humas ITS Senin (8/4/2019).

Menurut dia, tim CT Askari itu juga menggunakan limbah pembakaran batu bara di PLTU Paiton sbagai pengganti semen. Selanjutnya, limbah pembakaran batu bara atau yang biasa dikenal sebagai fly ash ini dapat mengurangi penggunaan semen yang memiliki harga jual relatif tinggi. Aldith menjelaskan, dengan menggunakan fly ash dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 30%. 

“Hal ini merujuk pada jurnal yang kami baca dan penelitian tim CT Askari sendiri,” tambahnya.

Proses untuk mencari limbah batu bara membutuhkan waktu kurang lebih satu pekan dikarenakan lokasi yang terbilang jauh. Adapun proses mixing dilakukan tim CT Askari sesuai dengan cara pembuatan beton pada umumnya. Kemudian, agregat kasar beton digantikan dengan limbah cangkang kerang yang sebelumnya sudah dicuci bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel.  

“Tentu saja sebelumnya kami telah melakukan uji material cangkang kerang tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aldith menjelaskan bahwa hasil uji kuat tekan beton ini sesuai dengan yang diharapkan. Dari target mutu beton 20 Mpa, pengetesan berhenti pada angka 17,8 Mpa. 

“Menurut kami itu sudah pencapaian yang luar biasa karena hanya berbeda 2,2 Mpa dari target,” paparnya. Beton ringan bermutu tinggi ini pun telah menyabet juara ketiga pada perlombaan yang diadakan oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang beberapa waktu lalu.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version