youngster.id - Plastik menjadi salah satu isu masalah lingkungan saat ini. Namun sepertinya masalah itu mulai terpecahkan dengan kehadiran plastik ramah lingkungan berbahan baku kulit pisang.
Plastik yang diberi nama bio plastik kulit pisang (biokuping) ini adalah hasil karya tim mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur. Mereka adalah Rizki Septian Candra K, Himawan Auladana, Sellyan Lorenza Orlanda Putri, Abis Rinaldi dan Neno Retnowati C (TIP 2014).
Rizki mewakili teman-temannya mengatakan, produk ini berangkat dari keprihatinannya atas meningkatnya penggunaan plastik sebagai kemasan pada skala industri maupun rumah tangga. Hal itu berkorelasi dengan makin tingginya kerusakan lingkungan.
“Kondisi inilah yang melatarbelakangi kami untuk menciptakan inovasi yang cukup sederhana. Sebenarnya proses pembuatan biokuping ni relatif sederhana, yakni kulit pisang yang telah mengalami proses penepungan akan mendapat tambahan gliserol an chitosan,” ucapnya dalam siaran pers UB Malang baru-baru ini.
Dia menjelaskan perbedaan produk yang dibuat kelima mahasiswa tersebut dengan produk plastik yang beredar di pasaran adalah adanya unsur bakteri dan biotin. Dengan adanya unsur tersebut akan mempercepat proses penguraian plastik sehingga lebih ramah lingkungan.
Selain itu, lanjutnya, data jurnal menunjukkan bahwa kulit pisang adalah limbah pertanian yang kurang terolah secara optimal, padahal keberadaannya cukup melimpah, apalagi di negara tropis seperti di Indonesia, karena ada banyak industri pengolahan buah pisang seperti keripik pisang dan produk selai.
Berdasarkan data juga menunjukkan bahwa kulit pisang memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu 27 % – 30 %. Pati inilah yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan plastik.
“Saat ini kami bekerja sama dengan UKM Keripik Pisang di Gondanglegi , Kabupaten Malang. Untuk memanfaatkan limbah kulit pisang mereka yang selama ini dibiarkan terbuang begitu saja. Kapasitas produksi mereka yang mencapai 100-200 kilogram per hari membuat limbah kulit pisang cukup banyak,” katanya.
Berdasarkan uji laboratorium selama 22 hari, proses degradasi produk plastik ramah lingkungan Biokuping mencapai 75 %. Padahal produk plastik umumnya membutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk dapat terdegradasi dengan persentasi yang sama.
Penelitian laboratorium juga menunjukkan bahwa ketahanan Biokuping terhadap beban setara dengan produk plastik sintesis yang saat ini beredar di pasaran.
Mereka berharap bahwa produk plastik ramah lingkungan Biokuping yang telah mendapatkan paten ini dapat dimanfaatkan secara luas di lingkungan masyarakat.
“Jadi kami berharap dapat sedikit menyelamatkan lingkungan dengan mengurai penggunaan plastik yang lambat terurai sekaligus mengoptimalkan potensi ekonomi limbah kulit pisang,” ucap Rizki.
STEVY WIDIA
Discussion about this post