youngster.id - Belakangan ini banyaknya produksi makanan yang menggunakan bahan pewarna untuk menarik konsumen. Sayangnya, pewarna makanan itu bisa berbahaya apabila dikonsumsi. Untuk itu, mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB), Malang, berinovasi membuat pewarna alami dari bunga telang.
Bunga telang sendiri memiliki nama lain clitoria ternatea. Sebuah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di tepi hutan atau pekarangan rumah. Bagian dari bunga telang ini dapat digunakan sebagai bahan pewarna terutama pewarna makanan.
Bubuk itu diberi nama Blue CT, sebuah inovasi bubuk pewarna alami tinggi oksidan yang memanfaatkan teknologi ultrasonik sebagai upaya produk pangan bebas pewarna sintetik. Demikian dilansir dari laman UB, Minggu (30/7/2017).
Bunga telang ini mengandung antosianin yang merupakan pigmen larut air yang secara alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Pigmen ini memberikan warna pada bunga, buah, dan daun. Sementara kandungan antioksidan pada Blue-CT sendiri berasal dari kandungan flavonoid dan antosianin yang merupakan komponen senyawa terbanyak pada bunga telang.
Proses pembuatan bubuk pewarna dari bunga telang tersebut adalah dengan mengekstraksi bunga telang dengan teknologi ultrasonik. Metode yang biasa dikenal dengan Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) digunakan karena teknik ini tergolong cepat dalam mengekstraksi dan lebih sedikit mengonsumsi energi.
Selain itu penggunaan metode ultrasonik ini juga memungkinkan pengurangan pelarut, sehingga menghasilkan produk yang murni. Di proses ini juga, metode ultrasonik diterapkan untuk mengekstrak komponen makanan yang salah satunya adalah antioksidan.
Walaupun pewarna ini berasal dari bahan alami, pewarna berupa bubuk ini memiliki keunggulan lain yakni dapat memperpanjang umur simpan dari produk. Pasalnya, dalam bubuk bikinan mahasiswa ini memiliki kadar air yang rendah.
STEVY WIDIA
Discussion about this post