youngster.id - Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia, namun juga penyebab utama kebutaan, penyakit jantung dan gagal ginjal. Merangkum Pusdatin Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada 2019.
Sebagai negara dengan kekayaan rempah dan herba, Indonesia kini memiliki formula minuman yang dapat membantu penderita diabetes untuk turunkan kadar gula darah dalam tubuh. Guru Besar IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian Prof C Hanny Wijaya telah menghasilkan inovasi berupa “Glucodiab Drink”, yang berfungsi membantu penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian tersebut dikupas dalam “The Story’ of Glucodiab Drink” yang diselenggarakan Unihealth a Soho Global Health Company, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan IPB University.
“Saya betul-betul terharu, banyak apresiasi yang datang serta terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua pihak yang telah terlibat. Semoga jamu Indonesia bisa mengejar Traditional Chinese Medicine (TCM) dan Ayuverda, sebagai obat tradisional,” ujar Hanny, dalam keterangan tertulis resmi IPB,
Dirangkum dari laman IPB, Glucodiab Drink merupakan formula minuman fungsional berbasis rempah-rempah dan herba untuk mengatasi kencing manis. Komposisi terbesarnya berasal dari tanaman kumis kucing. Berdasarkan riset, minuman ini memiliki antioksidan tinggi yang mencapai 600-700 ppm, dengan aktivitas antihiperglikemik sebesar 65,83%.
Ekstrak tanaman kumis kucing yang menjadi komposisi utama pada Glucodiab Drink memiliki khasiat pada dosis tertentu, terbukti dapat menurunkan kadar gula darah dan menaikkan high-density lipoprotein (HDL) -yang biasa disebut sebagai kolesterol baik- dalam darah tikus percobaan, menurunkan tekanan darah, serta menurunkan ukuran batu ginjal.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/KaBRIN) Prof Bambang P Soemantri Brodjonegoro mengatakan, langkah kerja sama untuk produk Glucodiab Drink ini menjadi contoh bahwa hilirisasi dari produk penelitian adalah komersialisasi.
“Semoga sinergi yang baik ini terus berlanjut untuk menghasilkan produk yang bermanfaat untuk masyarakat,” kata Prof Bambang.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan, BPOM apresiasi PT Soho dengan IPB University dalam mengembangkan produk herbal Indonesia.
“Potensi obat yang sudah mendunia, termasuk di Indonesia, terlebih dengan biodiversitas yang sangat potensial. Pemanfaatan potensi ini perlu diawali oleh BPOM untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan aman,” ujar Penny Rektor IPB University Prof Arif Satria menambahkan, kerja sama ini adalah bukti bahwa swasta dengan perguruan tinggi dapat terus bergandengan tangan.
“Kita yakin bahwa kita bisa menghasilkan inovasi. Di tengah pandemi COVID-19 kita harus melakukan lompatan untuk dapat menghasilkan sesuatu hal yang baru karena kekuatan bangsa dilihat dari inovasi. Kita akan menjadi negara besar dengan terus memberikan inovasi,” papar Arif.
STEVY WIDIA
Discussion about this post