youngster.id - Perusahaan peer to peer (P2P) lending syariah ALAMI mengalami pertumbuhan tiga kali lebih tinggi dibanding kinerja tahun 2019. Adapun, saat ini produk ALAMI berupa pendanaan invoice financing yang ditargetkan ke industri-industri yang defensif terhadap Covid-19, antara lain makanan, logistik dan kesehatan.
CEO ALAMI, Dima Djani, mengungkapkan ALAMI juga berhasil menjaga tingkat Non-Performing Financing (“NPF”) di level 0% atau di P2P Lending diukur dengan TKB90 (Tingkat Keberhasilan Pembayaran lebih dari 30 hari) yang masih di level 100%. Selain itu, ALAMI telah menyalurkan akumulasi pembiayaan sebesar Rp 280 Miliar per bulan November 2020.
“Esensi sistem keuangan syariah harus dipandang dari perspektif yang lebih luas, di luar unsur keagamaan yang menaunginya. Memang betul kita menggunakan syariat dan nilai Islam sebagai pegangan menjalankan operasional. Namun kami optimis, sistem ini bisa memberikan social impact atau manfaat bagi seluruh elemen masyarakat,” kata Dima dalam keterangan pers, Senin (21/12/2020).
Menurut dia, kinerja ALAMI yang meningkat di tengah tantangan pandemi dan resesi ekonomi nasional tidak terlepas dari strategi perusahaan yang mengoptimalkan dua strategi, yakni kolaborasi lintas sektor, proyeksi industri dan bisnis, serta optimalisasi pendana ritel.
“Kami memiliki visi agar platform finansial berbasis syariah ALAMI bisa digunakan oleh masyarakat umum sebagai pendana ritel. Secara return dan peluang keuntungan, platform keuangan syariah dari ALAMI sangat diminati, karena ini adalah instrumen fixed income syariah dengan imbal hasil paling tinggi. Ke depannya, kami harap pendana ritel ALAMI akan terus bertambah secara organik,” tuturnya.
Dima menyatakan, sebagai platform penyedia teknologi, perusahaan harus siap dengan bentuk kemitraan menyeluruh termasuk menyediakan solusi teknologi bagi mitranya. Pihaknya menyatakan akan terbuka dengan berbagai kebutuhan infrastruktur penunjang kolaborasi, agar ALAMI bisa menjadi partner yang bisa diandalkan dan memberi manfaat bagi sesama rekan bisnisnya.
“Kami kerap menemukan kenyataan bahwa kolaborasi bisa terhambat karena pihak mitra kerap belum siap bekerja sama dengan perusahaan fintek. Inilah mengapa, kemitraan ALAMI dengan perusahaan-perusahaan jangkar seperti BPJS dan e-Fishery sudah dilengkapi dengan tambahan solusi teknologi seperti integrasi sistem. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kekuatan database penunjang untuk memastikan ALAMI berada dalam radar target pengguna, dan dapat secara live memberikan informasi terbaru soal kinerja perusahaan,” tuturnya.
Beberapa target kemitraan ALAMI di tahun 2021 antara lain diarahkan pada perusahaan startup (e-commerce, IOT), rumah sakit, dan perusahaan logistik. Selain itu, ALAMI juga berencana untuk mengkaji peluang sinergi dengan institusi keuangan syariah perbankan seperti Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
“Adapun untuk sistem operasi IOS, insya Allah akan diluncurkan di kuartal 1 tahun 2021. Harapannya, kami bisa mendapat banyak pendana ritel aktif melalui aplikasi di smartphone. Pada bulan Oktober, pendaftar di aplikasi Android kami sudah mencapai empat ribu akun. Jumlah ini naik empat kali lipat dibanding pada platform sebelumnya yang mencapai angka seribuan akun setiap bulannya,” pungkas Dima.
STEVY WIDIA
Discussion about this post