youngster.id - Buah ini memiliki banyak nama, di Jawa orang mengenalnya sebagai juwet atau jamblang. Buah lokal menyerupai anggur yang sudah jarang sudah ditemui ini ternyata memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Bahkan buah ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik.
Adalah tiga mahasiswa Program Studi Apoteker Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Dwi Augusnita Sari, Fransisca Yunita Dwiwulandari dan Yulia Rinia Letelay yang membuat kosmetik yakni lipstik, blash on dan eye shadow berbahan dasar buah jamblang.
Yulia, mengatakan jika dibanding buah lainnya, buah jamblang atau biasa dikenal mempunyai potensi yang lebih untuk dijadikan bahan kosmetik. “Dalam buah juwet ada antosianin, yakni pigmen warna ungu, yang tidak hanya berfungsi sebagai pewarna saja. Tapi sebagai antioksidan apalagi untuk daerah tropis seperti Indonesia,” ucapnya dilansir laman UKWMS baru-baru ini.
Menurut dia, ide tersebut berangkat dari pengamatan ketiga mahasiswa tersebut saat memakan buah juwet. “Waktu dimakan, warna ungunya itu nempel di kulit. Jadi kami berpikir siapa tahu bisa dikembangkan,” ujar Yulia.
Sementara menurut Dwi, kandungan antosianin sebesar 892 miligram dan 100 gram membuat jamblang bisa dikembangkan menjadi sediaan kosmetik tata rias. Perempuan yang akrab disapa Nita ini mengatakan, selain itu, penggunaan buah ini juga bertujuan untuk memperkenalkan buah itu ke masyarakat dan membantu meningkatkan perekonomian pedagang buah lokal.
Dwi menjelaskan, untuk tahapan pembuatan kosmetik terutama lisptik ini melewati dua tahapan, yaitu tahapan pembuatan ekstrak dan pembuatan sediaan kosmetik. Pertama-tama bagian kulit dan daging buah dipisahkan dari bijinya. Selanjutnya dilender tanpa menambahkan pelarut dari luar karena buah jamblang merupakan buah dengan kandungan airnya cukup banyak. Hasil itu selanjutnya diperas dan disaring, kemudian diuapkan menggunakan thermostatic waterbath 40-60 derajat celcius.
“Penjagaan suhu ini dikarenakan sifat dari zat aktif antosianin tidak tahan terhadap panas. Apabila suhu terlalu tinggi, antosianin dapat mengalami perubahan warna. Penguapan ini dilakukan hingga menjadi ekstrak kental,” kata dia.
Setelah ekstrak selesai dibuat, proses selanjutnya ialah pembuatan sediaan lipstik. Semua bahan yang dibutuhkan ditimbang, hidroksi propil metil selulosa (HPM) yang merupakan salah satu polimer sintetis dikembangkan dalam mortir hingga terbentuk gel.
Sedangkan polivinil alkohol (PVA) ditambahkan air dan dipanaskan di atas waterbath hingga membentuk suatu larutan jernih. Selanjutnya campuran tersebut ditambah dengan gliserin yang mengandung campuran pengawet metil paraben dan propil paraben. Ekstrak diencerkan dengan sisa aquadest dicampurkan ke dalam campuran di atas hingga homogen (tercampur merata).
Sementara Fransisca yang membuat eye shadow menyatakan, dibandingkan produk kosmetik lainnya, kosmetik berbahan jamblang ini menggunakan bahan alam yang mempunyai nilai tambah yaitu berdaya antioksidan yang cukup bagus.
Dirinya mengaku sempat mengalami kesulitan saat pencampuran bahan. Hal itu dikarenakan tekanan rendah dan tidak boleh terlalu kaut agar menyatu. “Kami sudah melakukan uji coba ke 10 orang. Hasilnya tidak menimbulkan iritasi. Namun untuk dapat dipasarkan perlu uji toksisitas,” ujarnya.
Mereka berharap, kosmetik yang dibuat dapat dikembangkan untuk selanjutnya mendapatkan hak paten serta dipasarkan di masyarakat. “Saat ini sedang proses paten. Harapan jangka panjang ada industri yang tertarik untuk mengembangkan,” pungkas Yulia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post