youngster.id - Tim mahasiswa ITS membuat inovasi Winglet Cant Adaptif. Berkat inovasi ini mereka menjadi juara pertama dalam Physics Summit Paper Competition (PSPC) 2017. Karya ini dinilai mampu menghemat bahan bakar pesawat terbang.
Inovasi ini dibuat oleh Reza Aulia Akbar, Bagas Abdurrahman R, dan Rafif Nova Riantama, mahasiswa Departemen Teknik Industri. Pada kompetisi bertajuk peran fisika dalam pembangunan bangsa mereka mengomentari fungsi winglet konvensional.
Menurut Reza, Winglet pesawat diciptakan untuk memotong aliran pusaran pada ujung sayap. Sedangkan sudut cant merupakan sudut vertikal ke atas dari winglet terhadap ujung sayap. Saat ini winglet cant masih diaplikasikan 60 derajat ketika terbang. Fungsinya membuat pesawat tetap berada dalam posisi statis.
Oleh Reza dan kawan-kawan winglet dikembangkan supaya dapat digunakan pada semua posisi. “Winglet inovasi kami menyesuaikan posisi take off, climb, dan cruise,” terangnya yang dilansir laman ITS baru-baru ini.
Untuk mengoptimalkan fungsi tersebut, ketiganya menggagas inovasi winglet dengan sudut cant adaptif. Hasilnya, dari sample estimasi perjalanan pesawat boeing 737-900ER dari Yogyakarta ke Jakarta, winglet dengan sudut cant adaptif dapat menghemat bahan bakar hingga 436,5 liter. Jumlah tersebut mampu menghemat bahan bakar senilai dengan dua juta rupiah untuk sekali penerbangan.
Reza berharap inovasinya ini dapat diimplementasikan secara langsung. “Kami berharap dapat bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia untuk membuat pesawat made in Indonesia,” tutupnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post