youngster.id - Beberapa tahun terakhir lahan sawah nasional terus mengalami penyusutan, beralih fungsi untuk kepentingan ekonomi lain seperti infrastruktur jalan, perumahan, dan sebagainya. Peneliti padi IPB University menaruh perhatian pada hal ini, dan menghasilkan varietas padi terbaru, IPB 9G sebagai solusi persoalan pangan di lahan kering.
Rektor IPB University, Profesor Arif Satria mengatakan IPB 9G adalah salah satu inovasi yang dapat menjadi solusi menghadapi persoalan pangan di lahan kering. Tingkat potensi produktivitas ini sudah lebih tinggi dari beberapa varietas unggul padi umumnya dan jauh lebih tinggi dari produktivitas padi gogo lokal yang dibudidaya petani.
“Inovasi varietas IPB 9G ini menambah kontribusi IPB University bagi ketahanan pangan nasional. Sampai saat ini tercatat IPB University telah mengeluarkan total 9 varietas padi. Semoga hal ini dapat menjadi menginspirasi. Mari kita menunjukkan bahwa perguruan tinggi terus bergerak yg memiliki gagasan dan solusi, ” tutur Profesor Arif dalam siaran pers IPB, baru-baru ini.
Inovasi ini melengkapi apa yang sudah dilakukan oleh IPB 3S dengan IPB 4S yang sudah diproduksi di 26 provinsi. Peluncuran digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University di IPB International Convetion Cente r (IICC), Kampus Baranangsiang, Bogor, pada 29 Juli 2022.
Kepala LPPM IPB University, Dr Ernan Rustiadi mengungkapkan, inovasi hasil penelitian ini layak untuk langsung disebarluaskan ke khalayak, mengingat hasilnya yang sangat signifikan dan menjanjikan. Terlebih dalam situasi situasi saat ini.
“Dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan. Beberapa negara mengalami inflasi sangat tinggi. Indonesia sendiri harus bersyukur, lebih dari dua setengah tahun kita tidak mengimpor beras. Ini bagian dari keberhasilan negara kita,” ungkapnya.
Dr Ernan menyebut, IPB 9G atau padi gogo ini sebetulnya padi amfibi. Karena bukan hanya di lahan kering, padi gogo juga bagus untuk lahan basah.
Para pemulia varietas IPB 9G adalah Dr Hajrial Aswidinnoor sebagai ketua tim dan Dr Willy Bayuardi Suwarno serta Anggi Nindita, SP, MSi sebagai anggota.
“Masyarakat Indonesia, terutama petani padi sudah banyak yang mengenal varietas padi IPB 3S, yaitu padi unggul untuk lahan sawah hasil penelitian peneliti IPB University. Varietas padi tersebut dihasilkan oleh kami tim peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, “ ujar Dr Hajrial Aswidinnoor Ketua Tim Peneliti.
Varietas padi IPB 9G memiliki potensi hasil pada lahan darat (gogo) mencapai 9.09 ton/hektar dengan produktivitas rata-rata 6.09 ton/hektar. Tingkat potensi produktivitas ini sudah lebih tinggi dari beberapa varietas unggul padi umumnya dan jauh lebih tinggi dari produktivitas padi gogo lokal yang dibudidaya petani. Tekstur nasi pulen, seperti halnya kualitas yang umum disukai masyarakat.
“Terhadap penyakit, varietas IPB 9G bersifat tahan terhadap blas ras 073 dan agak tahan terhadap blas ras 033, 001, dan 051. Namun rentan terhadap blas ras 133,173, 013, 041, dan 023,” terang Dr Hajrial.
Menurutnya, varietas IPB 9G ini toleran terhadap kondisi keracunan Aluminium 40 ppm, namun agak peka terhadap kekeringan. Varietas ini dapat beradaptasi baik di lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah sampai 700 m di atas permukaan laun (dpl).
Adanya varietas IPB 9G, lanjutnya, diharapkan produktivitas padi di lahan gogo dapat meningkat. Pada kondisi yang ketersediaan pangan dunia dan nasional menghadapi ancaman serius (akibat perang, perubahan iklim, dsb), inovasi varietas ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata dalam menjaga dan meningkatkan produksi beras nasional.
STEVY WIDIA
Discussion about this post