youngster.id - Indonesia adalah negara yang kaya dengan aneka buah. Namun kadang produk buah lokal kalah bersaing dengan buah impor terutama dari segi penampilan yang lebih awet. Namun kini ada Kitoshelium, pengawet alami untuk buah-buahan karya tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Produk inovasi ini terinspirasi dari melihat masalah yang dihadapi pengusaha salad buah. Kendala yang kerap ditemui, buah yang mudah membusuk walaupun dimasukkan ke dalam pendingin, malahan buah akan berkurang kesegarannya.
“Teman mama waktu itu menantang saya buat mencari solusi ini, karena saya dari teknik kimia maka dari itu saya menyanggupi dan mencobanya,” cerita Ferdi mewakili rekan tim yang dilansir laman its.ac, Selasa (21/2/2020).
Dengan adanya Kitoshelium, lanjut mahasiswa angkatan 2019 ini, buah yang tadinya hanya bertahan dua sampai tiga hari, bisa sampai seminggu kesegarannya. Konsep ini seperti formalin, yang bisa mengawetkan makanan, tetapi bedanya Kitoshelium ini berbahan dasar alami. Dari ekstrak minyak bawang dan cangkang kerang hijau yang biasanya menjadi limbah begitu saja.
Dari bahan dasar ini dicampur dengan pelarut asam sitrat. Setelah jadi sebuah larutan, buah yang diperlukan direndam selama tiga menit lalu ditiriskan.
“Sebelum digunakan atau dikonsumsi, buah yang sudah ditiriskan tadi masih mengandung bau bawang, namun bisa dihilangkan dengan dicuci terlebih dahulu,” jelasnya.
Karya inovasi ini diikutsertakan dalam kompetisi ISTEC yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), Hasilnya, Kitoshelium, karya tim mahasiswa ITS yang berupa pengawet alami untuk buah-buahan berhasil menyabet peringkat kedua pada ajang bergengsi tersebut.
“Penelitian ini merupakan inovasi terbaru yang kami hasilkan, dan kami berencana membuat jurnalnya agar bisa terpatenkan,” tutur Ferdi.
Tak hanya sampai di situ, imbuhnya, mereka juga membuat roadmap skala pabrik, rancangan penjualan, dan juga sudah dikomersialkan.
“Penjualan dari Kitoshelium ini masih dipromosikan ke mahasiswa sini-sini (ITS, red) aja sih, semoga ke depannya bisa lebih banyak peminatnya,” ujar mahasiswa kelahiran 29 April 1999 ini.
Ferdi berharap hasil dari karyanya bersama tim tersebut bisa dikembangkan lagi. “Semoga lebih banyak yang minat dengan produk kami, dan ke depannya ingin menemukan terobosan baru yang fokus pada bidang teknologi,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post