Senin, 18 Januari 2021
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result

Tim ITS Jadi Juara Inovasi Sistem Penanganan Covid-19

3 Juli 2020
in Headline, Innovation
Reading Time: 2min read
0
Tim ITS Jadi Juara Inovasi Sistem Penanganan Covid-19

Danu Wahyu Ramadhan ketua tim ITS pengembang SEPIA. (Foto: istimewa/ITS)

Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjuarai ajang bergengsi tingkat nasional Creadenation 2020. Tim yang terdiri dari Danu Wahyu Ramadhan, Tony Yurisetyo dan Dicka Desta Pratama mengembangkan SEPIA: Sistem Pengendalian Infeksi Airborne Disease Covid-19 pada Healthcare Suite Berbasis Internet of Things.

SEPIA memiliki fungsi mengontrol dan memonitoring sistem tata udara, suhu, kelembaban, dan sterilisasi anteroom menggunakan sinar ultraviolet (UV), dengan menggunakan sistem berbasis Internet of Things (IoT). Sistem dari ketiga mahasiswa departemen teknik instrumentasi ini ditampilkan pada lomba Gagasan Kreatif Teknologi Terapan dengan tema Karya Teknologi Pendukung Perlawanan Covid-19 yang digelar di Universitas Diponegoro, baru-baru ini.

“Pengendalian kondisi udara di dalam ruang isolasi pasien Covid-19 dapat dilakukan melalui jarak jauh” ujar Danu yang adalah ketua tim tersebut dalam siaran pers yang dilansir Humas ITS, Jumat (3/7/2020).

Danu menjelaskan bahwa SEPIA ini merupakan seperangkat alat yang terdiri dari sensor, air conditioner (AC), filter, serta aplikasi monitor. Sistem yang memungkinkan dilakukan kontrol melalui komputer maupun ponsel pintar ini merupakan solusi dari pengkondisian ruangan yang biasanya dilakukan petugas secara manual. Tampilan aplikasi SEPIA pada ponsel pintar untuk memonitor kondisi pada ruang isolasi dalam jarak jauh. “Hal ini dapat memangkas biaya sewa ruang isolasi yang mahal,” ujar Danu.

Mahasiswa angkatan 2017 ini memaparkan bahwa sistem kontrol dari SEPIA tersebut didapat dari berbagai sensor yakni sensor tekanan, sensor peer, sensor suhu dan kelembaban, serta sensor kecepatan. Melalui sensor tersebut, data yang diperoleh dari sensor tersebut diolah dengan keluaran berupa pengkondisian pada aktuator yang berupa blower, AC, sinar UV, dan HEPA Filter.

Kegunaan masing-masing aktuator tersebut yakni blower atau fan exhaust sendiri untuk sirkulasi udara, AC untuk mengontrol suhu dan kelembaban, sinar UV untuk mensterilkan ruang anteroom atau ruang transit sebelum memasuki ruang isolasi, dan HEPA filter untuk menyaring udara pada ruang isolasi. “HEPA Filter tersebut dipilih karena tingkat efisiensi pembersihan udara dapat mencapai 99,9 persen,” jelas mahasiswa asal Gresik ini.

Sementara itu, kondisi standar bagi ruang isolasi adalah kecepatan pergantian udara sebesar lebih dari sama dengan 12 ACH (air circulation per hour), suhu di dalam ruang isolasi pada rentang 22 hingga 24 derajat celcius, perbedaan tekanan udara dalam dan luar ruang isolasi sebesar 2,5 Pa, serta kelembaban ideal pada rentang 50-60 persen. “Standar tersebut telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, dan SEPIA membantu menciptakan kondisi ideal tersebut dengan lebih mudah,” klaimnya.

Danu menjelaskan bahwa SEPIA ini didesain untuk dapat bersifat portable dan modular, sehingga mudah diaplikasikan di segala ruang. Berdasar keterbatasan kapasitas rumah sakit yang menyebabkan pemerintah terpaksa memanfaatkan berbagai gedung sebagai ruang perawatan dadakan bagi pasien Covid-19. “Ruang isolasi dadakan itu tentu tidak memenuhi standar penanganan penyakit menular berbahaya, karena ruang tersebut sejak awal tidak diperuntukkan untuk layanan kesehatan,” tuturnya.

Menjawab masalah kekurangan ruang isolasi, tim tersebut juga merancang desain healthcare suite yang terintegrasi dengan SEPIA. Rancangan desain tersebut memiliki tiga macam tipe yakni sistem pada bangunan semi permanen, kontainer, dan ruang berbahan flysheet tenda. “Inovasi Healthcare suite ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari pemerintah mengenai ruang isolasi,” papar mahasiswa kelahiran tahun 1999 ini.

Melalui berbagai inovasi tersebut, tim yang dibimbing oleh Sefi Novendra Patrialova SSi MT ini berharap agar SEPIA beserta rancangan healthcare suite ini nantinya dapat membantu petugas medis dan pemerintah untuk melakukan penangan pasien Covid-19 dengan baik, serta menjadi solusi untuk ruang isolasi yang terbatas di rumah sakit2 yang menangani Covid. “Kami sangat terbuka apabila ada pihak dari pemerintah atau instansi lain tertarik bekerja sama untuk inovasi kami ini,” pungkasnya.

STEVY WIDIA

Tags: Creadenation 2020Insititut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)SEPIA: Sistem Pengendalian Infeksi Airborne Disease Covid-19

Berita Terbaru

Short, Video Pendek dari YouTube

YouTube Mulai Uji Coba Fitur Beli Produk

18 Januari 2021
0
Pemerintah Sediakan Akses Pendaftaran Vaksin Melalui Chatbot WhatsApp

Pemerintah Sediakan Akses Pendaftaran Vaksin Melalui Chatbot WhatsApp

18 Januari 2021
0
BCA Luncurkan Program SYNRGY Academy Batch 2

BCA Luncurkan Program SYNRGY Academy Batch 2

18 Januari 2021
0
Telkom Ajak Netflix untuk Berikan Layanan Terbaik kepada Masyarakat Indonesia

Telkom Ajak Netflix untuk Berikan Layanan Terbaik kepada Masyarakat Indonesia

18 Januari 2021
0
Bosch Tampilkan Solusi AIoT Terbaru di CES 2021

Bosch Tampilkan Solusi AIoT Terbaru di CES 2021

18 Januari 2021
0
Sepeda Motor Listrik Elbike Karya Startup Binaan Elnusa

Sepeda Motor Listrik Elbike Karya Startup Binaan Elnusa

18 Januari 2021
0
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
© 2016 - youngster.id
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

© 2020 Youngster.id

Add youngster.id to your Homescreen!

Add