youngster.id - Drafter adalah istilah untuk sebuah jasa dari ilmu penggambaran bangunan Teknik Sipil di ITS. Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menciptakan sebuah jasa Express Drafter Online (Exdrone). Dengan ini jasa penggambaran dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.
Ketua Tim Drafter Online, Muhammad Syaifuddin Zuhri, mengatakan ide tersebut bermula dari sering terjadinya kesalahpahaman antara desain yang diharapkan oleh pelanggan dengan hasil yang dikerjakan oleh tukang bangunan.
“Kesalahpahaman ini seringkali menyebabkan pembengkakan biaya yang menyebabkan pengerjaan proyek terbengakala,” kata Syaifudin, belum lama ini.
Berbeda dengan jasa penggambaran lainnya yang sudah ada, Exdrone memiliki keunggulan dalam hal waktu pelayanan. “Kebanyakan drafter mengikuti jam kantor dalam hal pelayanan, yaitu kurang lebih delapan jam saja. Sedangkan kami menggunakan sistem pelayanan online selama 24 jam maupun offline selama 17 jam,” papar mahasiswa yang akrab disapa Ifud ini.
Selain itu, Exdrone juga menjanjikan revisi gratis hingga pelanggan merasa puas dengan desain yang diberikan. “Kami akan terus revisi sampai pelanggan puas. Drafter konvensional umumnya hanya melayani revisi sebanyak tiga kali saja,” imbuhnya.
Keunggulan yang lain adalah proses pelayanan yang cepat dengan harga yang murah. “Dibandngkan drafter konvensional, Exdrone mampu mengerjakan desain dengan lebih cepat. Tentunya, tanpa mengurangi kualitas dari desain yang kami buat,” ungkap Ifud.
Dari segi biaya, umumnya drafter konvensional akan mematok angka 1,5 hingga dua persen dari nilai proyek. “Kalau Exdrone menggunakan ketetapan harga khusus yang lebih murah. Besarnya biaya yang kami berikan tergantung pada jenis paket yang dipilih serta luas tanah tempat bangunan akan didirikan,” terang mahasiswa asal Lamongan ini.
Exdrone juga didukung oleh sumber daya manusia profesional yang semuanya berlatar belakang teknik sipil. “Kami semua berasal dari latar belakang yang sama yaitu Jurusan Diploma Sipil. Maka dari itu, ilmu yang kami dapat dari kuliah bisa langsung kami terapkan melalui Exdrone,” ujarnya.
Bahkan, Ifud mengaku seringkali memberdayakan teman sejurusannya untuk turut mengerjakan desain apabila Exdrone tengah kebanjiran order. “Kalau sudah overload, biasanya kami akan minta bantuan dari teman atau kakak tingkat, dengan upah juga tentunya,” tutur Ifud.
Dalam memasarkan Exdrone, Ifud dan tim menggunakan tiga strategi utama yaitu draftcorp (kerja sama), draftproach (pendekatan), dan draftsoc (social media). Berkat ketiga strategi ini, tak kurang dari 12 proyek konstruksi berhasil ditangani.
“Bahkan ada pula beberapa instansi pemerintah yang mempercayakan pembangunan gedungnya kepada kami.”
Instansi yang dimaksud oleh Ifud adalah proyek pengerjaan kantor PLN di wilayah Blitar dan Pare, Kediri. Dengan modal sekitar Rp 6 juta, proyek ini setidaknya telah meraup omset hampir Rp 30 juta dari belasan pelanggan yang memanfaatkan jasa mereka.
“Padahal belum genap enam bulan berdiri, namun sudah bisa merasakan hasilnya. Alhamdulillah tidak terlalu banyak kendala dalam menjalani bisnis ini,” terangnya.
Ifud berharap, dengan adanya usaha seperti Exdrone, para mahasiswa khususnya lulusan teknik sipil dapat mengubah pandangannya saat lulus nanti. “Dari yang awalnya para pencari kerja, menjadi para pemberi lowongan kerja,” pungkasnya.
Kini, karya ini pun akhirnya lolos ikut ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-29 di Institut Pertanian Bogor (IPB), yang akan berlangsung 8-12 Agustus 2016.
STEVY WIDIA