youngster.id - Telepon selular (ponsel) sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Karena itu jika ponsel mati, maka bisa jadi mati gaya. Namun masalah itu terpecahkan oleh alat pengisi daya listrik ponsel dari suhu tubuh manusia.
Inovasi yang dinamai Hand Charging, Charge The World , Charge The Society tersebut tidak memiliki batas daya seperti power bank yang kerap digunakan untuk portable charging. Pasalnya, produk besutannya tersebut memanfaatkan suhu tubuh manusia sehingga ketika tidak ada listrik pun tetap bisa digunakan.
Alat pengisi daya ponsel dari suhu tubuh ini adalah karya inovatif dari mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Mereka adalah Raja Bugatti, Luqyana Salsabila, Lendy Pradhana, Syahrul Munir, dan Vinda Aprilia.
“Kami terinspirasi dari kalor yang ada di dalam tubuh manusia,” ungkap Raja Bugatti ketua tim tersebut yang dilansir laman Unair baru-baru ini.
Dia menjelaskan, panas tubuh manusia dapat menghasilkan panas yang bisa dimanfaatkan untuk sumber pengisian daya di smartphone. “Tubuh manusia itu memiliki ion yang membawa listrik dan menghasilkan panas,” ungkapnya.
Secara global, ide itu terinspirasi dari data bahwa peningkatan pengguna smartphone di dunia, khususnya di Indonesia, menurut Emarketer mencapai lebih dari 100 juta pengguna. Namun, perkembangan tersebut justru membawa efek stres tersendiri terhadap pengguna sebagai akibat dari habisnya daya pada smartphone. Kemudian mengutip hasil riset salah satu perusahaan smartphone di China, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk paling rentan terkena stres terhadap masalah tersebut.
Sebenarnya, lanjut Raja Bugatti, inovasi charger portable itu sudah ada, yaitu power bank. Namun yang menjadi masalah adalah terbatasnya daya yang dapat disimpan oleh alat tersebut. Sehingga apabila daya pada penyimpanan habis, power bank tidak lagi bisa digunakan.
Lain halnya dengan inovasi Hand Charging yang tidak memiliki batas daya, mengingat daya yang didapat bersumber pada panas dari tangan si pengguna HP. Hand Charging dapat dipakai kapan dan di manapun. Hingga pada daerah yang tidak ada listrik sekali pun, Hand Charging menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan pengisian daya pada smartphone.
Efek Seeback dalam inovasi ini menerangkan bahwa jika dua buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain. Fenomena itu kemudian dilihat kebalikannya oleh Peltier yang nantinya disebut sebagai efek Peltier.
Dengan menghitung rata-rata kulit manusia dewasa yaitu 1,7m² dan rata-rata manusia mengeluarkan energi sebesar 350.000 J per jam, dan 1 J/jam = 0,00028 W, maka daya yang dapat dikeluarkan oleh tubuh setiap harinya sebesar 5,7 mW/cm2. Dengan daya tersebut, panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia mampu membuat lampu bohlam 100 W menyala terang.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post