Tim Mahasiswa Unair Kembangkan Boneka Pintar Untuk Atasi Kesehatan Mental Gen Z

Tim Unair terdiri dari Muhammad Nur Aufa Habibi, Arya Maulana Al Hakim, Afdal Lunasri, Edbert Fernando, dan Aqila Fayyaza Nur Husna. (Foto: istimewa/unair)

youngster.id - Tim mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berinovasi mengembangkan Boneka Pintar (Intelligence Doll) untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang terjadi di kalangan generasi muda.

Tim yang terdiri dari Muhammad Nur Aufa Habibi, Arya Maulana Al Hakim, Afdal Lunasri, Edbert Fernando, dan Aqila Fayyaza Nur Husna, berangkat dari ide “Penggunaan Intelligence Doll untuk Mengatasi Kesehatan Mental pada Gen-Z.”

Ketua tim Muhammad Nur Aufa Habibi menjelaskan Intelligence Doll itu memanfaatkan teknologi deep learning untuk menganalisis data wajah dan suara dari penggunanya.

“Hasil analisis tersebut akan menghasilkan output berupa suara sebagai respon percakapan dengan pengguna. Nantinya, hasil percakapan tersebut akan menghasilkan klasifikasi level depresi seperti ringan, sedang, atau berat. Dari hasil klasifikasi tersebut, boneka akan merespon sesuai level depresi,” ungkap Aufa dikutip Selasa (15/7/2025).

Menurut dia, selama ini kebanyakan solusi untuk mengatasi masalah kesehatan mental masih berupa respon interaktif menggunakan aplikasi. Maka dari itu, tim peneliti mencoba membuat hal baru dengan menghadirkan dalam wujud boneka.

“Kalau bentuknya boneka, pengguna akan terasa ada wujud yang bisa untuk meluapkan keluh kesahnya. Sebab berdasarkan literatur, boneka dapat menghasilkan rasa nyaman pada pemiliknya,” katanya.

Menurut Aufa, berdasarkan penelitian terakhir, boneka pintar masih digunakan untuk pasien demensia pada lansia. Untuk itu, timnya ingin berinovasi untuk menggunakan boneka pintar pada orang yang mengalami gangguan mental depresi.

Namun, tantangan yang mereka alami tentang peningkatan akurasi deteksi dari Intelligence Doll. Untuk itu mereka berencana akan mengambil lebih banyak sampel data berupa ekspresi dan suara dari orang-orang yang sudah terdiagnosis depresi oleh ahli sehingga akurasi Intelligence Doll semakin baik.

Mereka juga berharap prototype Intelligence Doll itu bisa dikomersilkan sehingga dapat membantu mengurangi gangguan mental terutama depresi yang marak melanda kalangan generasi Z.

Penelitian ini lolos untuk pendanaan di Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 -sebuah kompetisi ilmiah nasional besutan Kemendiktisaintek.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version