youngster.id - Tim Spektronics ITS menjadi juara di ajang Malaysia Chem-E-Car yang diselenggarakan oleh Institution of Engineers Malaysia (IEM) di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia. Kedua tim yang diturunkannya yaitu tim tim Spektronics Turbo dan tim Spektronics Nitro masing-masing meraih juara dua dan tiga.
Kompetisi Chem E-Car ini menantang peserta untuk merancang mobil prototipe seukuran kotak sepatu yang ditenagai oleh sumber energi dari reaksi kimia. Pada kompetisi ini, ITS mempercayakan Bimo Bintang Aulia sebagai ketua tim dan beranggotakan Ahmad Fajar Firdaus dalam tim Spektronics Turbo. Sementara tim Spektronics Nitro diketuai oleh Dheas Pinda dan beranggotakan Wiji Dharma.
Bimo menjelaskan bahwa kompetisi ini menilai dari segi deskripsi reaksi kimia, sumber daya, mekanisme berhenti, dan fitur unik kendaraan. “Ada ketentuan satu tim harus terdiri dari dua orang dan salah satunya diwajibkan dari mahasiswa jurusan Teknik Kimia,” kata Bimo yang dilansir laman its.ac.id.
Selain itu, fitur lingkungan dan keselamatan, aspek ekonomi juga menjadi bahan pertimbangan. Bimo bersama rekan-rekannya berhasil meyakinkan juri pada presentasi karyanya hingga membawa pulang juara.
Menurut Bimo, turbo merupakan mobil Chem-E-Car yang menggunakan thermoelectric generator sebagai sumber dayanya. Dengan penghasil panas reaksi sintesis, digunakan ion exchange resin sebagai katalisnya.
Sedangkan reaksi penerima panas pelelehan (sisi dingin) terletak di hidrogen oksida. Potensi listrik dihasilkan ketika ada fluks panas di antara sisi thermoelectric generator. Sementara untuk nitro, memakai turbin yang menggunakan dekomposisi reaksi hidrogen peroksida untuk menggerakkan air masuk ke sistem turbin.
Sementar model turbin Francis dan pneumatic diusung oleh Spektronics untuk sistem pendorong. “Singkatnya, turbo akan bergerak dari listrik yang dihasilkan oleh perbedaan suhu dan nitro dari turbin air,” kata Bimo.
Adapun mobil rancangan tim kebanggaan ITS ini memiliki keunikannya masing-masing. Bimo menerangkan, pada turbo menggunakan shape memory alloy sebagai stopping mechanism yang bisa berubah bentuk apabila dikenai temperatur tertentu.
Penghasil panas menggunakan sintesis dari metil gluthena, etanol, dan ionesin agar katalis bereaksi lebih cepat. Sementara untuk nitro, Dheas dan Wiji menggunakan turbin klasik untuk menekankan efisiensi yang tinggi.
Mengenai cara kerja, Spektronics Turbo menggunakan sintesis dari bahan kimia. Setelah terjadi sintesis, terdapat sisi dingin menggunakan es dan panas yang dihasilkan dari reaksi sebelumnya. Dari reaksi tersebut didapatkan perbedaan suhu panas dan dingin yang dapat menghasilkan listrik untuk menggerakkan motor pribadinya.
Sementara untuk Spektronics Nitro, menurut penjelasan Dheas, terdapat campuran hidrogen peroxide dengan ferric chloride yang menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut nantinya digunakan untuk mendorong kuat air dan disambungkan ke mobil untuk bergerak.
Selama menghadapi kompetisi ini, Dheas mengaku kendala yang dihadapinya bersama tim adalah singkatnya waktu. Dalam persiapan satu bulan, mereka menggali ide sedalam-dalamnya untuk inovasi dan prototipe mobil. Namun, tim juga dibantu oleh dosen penasihat yang memiliki segudang pengalaman.
Di antaranya adalah Profesor Setiyo Gunawan ST PhD dan Juwari ST MEng PhD sebagai penasihat yang memberikan saran di kala tim menghadapi kesulitan.
“Kami berharap langkah kemenangan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat terus ber-progress dan konsisten meraih juara nasional maupun internasional serta dapat menjuarai kompetisi di Jerman bulan depan,” pungkas Dheas.
STEVY WIDIA
Discussion about this post