youngster.id - Kinerja saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) akan cemerlang di tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari trend digital bisnis 2017 yang semakin dominan, sehingga mendorong profitabilitas perusahaan di sektor telekomunikasi, khususnya Telkom.
Demikian diungkapkan Aldrin Herwany pengamat pasar modal dari Universitas Padjadjaran (Unpad). Menurut dia, tahun ini perusahaan keuangan maupun nonkeuangan akan mengandalkan sektor telekomunikasi dalam menunjang transaksi.
Hal itu, menurut dia, tidak terlepas dari persepsi positif pasar terhadap Telkom, khususnya dari sisi performa finansial. Oleh karena itu, bersama saham blus chips lainnya, Telkom akan menjadi andalan untuk mengerek IHSG.
“Secara umum, tahun ini tahun ini saham Telkom akan lebih dikejar investor, baik asing maupun lokal. Saham Telkom akan semakin aktif diperdagangkan,” kata Aldrin belum lama ini di Bandung.
Selain kepercayaan publik yang terjaga tinggi karena posisi Telkom sebagai BUMN, menurut dia, secara umum tekanan global terhadap pasar modal juga belum terbukti. Janji kampanye Trumph juga belum ada tanda-tanda untuk direalisasikan.
“Untuk terus menjaga dan mencapai target kapitalisasi saham tahun ini, Telkom harus fokus mengembangkan infastruktur telekomunikasi. Telkom juga dituntut untuk lebih profesional, kreatif, dan inovatif seperti yang sudah ditunjukkan oleh kinerjanya tahun lalu,” ujar Aldrin.
Menurut dia, kondisi ini akan mengerek kinerja sektor telekomunikasi, tak terkecuali di lantai bursa. Ia juga menilai diantara semua saham telekomunikasi, saham Telkom yang paling direkomendasikan untuk dikoleksi karena kinerjanya yang sangat cemerlang sepanjang 2016.
Tahun lalu emiten dengan kode saham TLKM tersebut menjadi pemilik kapitalisasi pasar terbesar untuk sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Telkom juga menjadi pemilik kapitalisasi pasar kedua terbesar di BEI secara keseluruhan setelah PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.
Pada penutupan 2016 Telkom tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 401,18 triliun, naik 28,18% dibandingkan saat menutup 2015 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 312,98 triliun. Pertumbuhan kapitalisasi pasar Telkom year on year (yoy) tersebut jauh melampaui rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada periode tersebut tumbuh 15,3%.
Dikutip dari data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2016, saham Telkom ditutup di Rp 3.980 per lembar. Harga ini naik dibandingkan posisi 30 Desember 2015 senilai Rp 3.105 per lembar.
“Saham Telkom memang paling banyak direkomendasikan analis sepanjang 2016 untuk sektor telekomunikasi. Tahun ini pun masih recommended. Di sektor telekomunikasi, saham Telkom belum ada lawan” ujar Aldrin.
Data yang dihimpun, emiten sejenisnya yang terdekat mencatat kapitalisasi pasar Rp 35,05 triliun dengan harga saham Rp 6.450 per lembar. Bahkan, ada yang harga sahamnya anjlok menjadi Rp2.310 per lembar dari sebelumnya Rp3.650 di akhir tahun 2015 lalu.
“Di sektor perbankan pertumbuhan financial technology akan semakin kuat. E-commerce juga akan semakim bertumbuh. Begitu juga dengan sektor ekonomi kreatif digital lainnya,” kata Aldrin belum lama ini di Bandung.
Sementara itu, Lukman Elhakiem Syamlan, CEO Teman Trader, startup bidang saham menambahkan, pengukuran kinerja TLKM bisa dilakukan dengan merujuk saham emiten sejenis, IHSG, serta saham-saham yang masuk blue chips. Hingga saat ini, jika dikomparasikan, saham tersebut masih sangat baik kinerjanya terutama untuk perbandingan saham emiten sejenis dan IHSG.
STEVY WIDIA
Discussion about this post