25.000 MWh Aset Proyek PLTS Atap Xurya Sudah Terdaftar dalam Sertifikasi Energi Terbarukan

net zero

Rencana Menuju Net Zero Telah Disusun, Namun Transisinya Harus Dipercepat. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Sertifikasi energi terbarukan merupakan instrumen yang membuktikan bahwa produksi tenaga listrik per megawatt-hour (MWh) berasal dari pembangkit listrik yang memanfaatkan energi terbarukan, yang mana dalam hal ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Untuk berkontribusi dan mendukung transisi energi bersih di Indonesia Xurya, startup energi terbarukan yang mempelopori metode Rp 0,- dalam pembiayaan PLTS Atap. Hal tersebut ditunjukkan dengan pendaftaran aset dan kepemilikan sertifikasi energi terbarukan (REC) yang dilakukan oleh Xurya sejak tahun 2021.

“Xurya berkomitmen untuk terus mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia. Melalui pendaftaran aset yang telah dilakukan oleh Xurya sejak tahun 2021, diharapkan Xurya dapat memberikan lebih banyak opsi dan menjadi solusi bagi para pelaku industri dalam memaksimalkan pemanfaatan EBT di Indonesia, serta berkontribusi mewujudkan net zero emission pada tahun 2060 mendatang,” kata N. Edwin Widjonarko, Director of Technology Xurya dalam keterangan pers, Senin (17/4/2023).

Hingga tahun 2023, sebanyak 19 aset proyek PLTS Atap Xurya telah memiliki sertifikasi energi terbarukan dengan total daya yang dihasilkan sebesar 25.000 MWh. Hal tersebut menjadi bukti bahwa sertifikasi energi terbarukan disambut baik oleh kalangan industri dan menjadi salah satu inovasi yang dapat mendukung pertumbuhan pemanfaatan EBT.

Menurut Edwin, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan EBT, terutama energi surya, mengingat Indonesia merupakan negara tropis yang mana hampir sepanjang tahun selalu mendapatkan sinar matahari di seluruh wilayah.

Kehadiran sertifikasi energi terbarukan (REC) ini dapat memaksimalkan potensi pemanfaatan EBT di Indonesia dan menjadi inovasi di sektor energi untuk dapat mendorong capaian target 23% bauran energi bersih pada tahun 2025 mendatang.

“Kami akan terus melakukan berbagai inovasi lainnya untuk mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia. Kedepannya, kami juga menargetkan untuk dapat mendaftarkan lebih banyak aset PLTS Atap kami, agar selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertumbuhan EBT di Indonesia.” pungkasnya.

Saat ini Xurya telah memiliki lebih dari 130 proyek PLTS Atap yang tersebar di Medan, Palembang, Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Makassar. Proyek PLTS Atap Xurya telah berhasil memproduksi lebih dari 120 juta kWh energi bersih dan membuat lebih dari 2.900 ketersediaan lapangan pekerjaan hijau.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version