youngster.id - Platform digital menjadi primadona bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19. Dari beragam usaha, ada tiga sektor UMKM yang paling banyak masuk ke ekosistem digital tersebut. Yaitu sektor kebutuhan pokok makanan dan minuman, sektor pendidikan dan kesehatan.
Menteri Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini baru ada sekitar 9,4 juta pelaku UMKM yang masuk ekosistem digital dari 10 juta pelaku usaha yang ditargetkan pemerintah hingga tahun ini.
“UMKM yang paling banyak masuk ekosistem digital dan meningkat penjualannya itu di sektor kebutuhan pokok, seperti kebutuhan makanan dan minuman, sekolah dan kesehatan. Itu yang paling bertumbuh,” ungkap Teten dalam siaran pers, Rabu (2/9/2020).
Teten mengatakan agar target UMKM yang masuk ekosistem digital terpenuhi, dibutuhkan peran berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk menyediakan platform. Pemerintah sendiri melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah meluncurkan program e-katalog untuk mendorong belanja kementerian dan lembaga sebesar Rp 321 miliar kepada produk-produk UMKM.
Produk yang dimaksud antara lain furnitur, dekorasi, paket makanan dan minuman untuk rapat, hingga alat tulis kantor. Selain itu, Kemenkop UKM juga bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan meluncurkan program Pasar Digital (PaDi). Melalui program ini, pengadaan barang dan jasa BUMN dengan nilai di bawah Rp 14 miliar dikhususkan bagi produk-produk UMKM.
“Saat ini baru sembilan BUMN yang terlibat, namun ke depan bakal semakin banyak instansi yang turut serta,” ujarnya. Ia menilai bahwa digitalisasi akan berdampak positif bagi UMKM, mengingat hampir 97% wilayah di Indonesia sudah bisa diakses oleh ekosistem digital. Ditambah lagi dengan makin meluasnya layanan logistik, juga menjadi faktor yang seharusnya mampu memikat UMKM masuk ke ekosistem digital.
Hanya saja, sektor lain tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan karena pandemi corona memukul daya beli masyarakat. Namun, Teten menganggap digitalisasi UMKM tetap perlu dijalankan secara masif mengingat pelaku usaha sektor ini akan mendapat banyak manfaat dari platform digital usai pandemi corona. Inovasi di sektor digital pun saat ini semakin banyak bermunculan, dengan cakupan sektor usaha yang beragam.
Berbagai usaha seperti produk makanan, kerajinan tangan hingga produk perikanan dan pertanian sudah muncul di platform yang terhubung dengan pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu merespons secara positif potensi yang ada. Sebab, menurut dia hal ini dapat mempercepat transformasi digitaliasi UMKM serta pemulihan ekonomi Indonesia di tengah krisis pandemi corona.
STEVY WIDIA
Discussion about this post