youngster.id - Kerjasama pengembangan UKM antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah ditandatangani. Ada enam poin yang dimuat dalam kerjasama tersebut. Untuk itu, Untuk Kementerian Koperasi dan UKM akan berkoordinasi dengan kementerian lain, seperti Kemenristekdikti, Kemenperin serta Kementan.
Sekretaris Kemenkop dan UKM, Agus Muharam menyebutkan ada 6 poin dari kerjasama tersebut. Yaitu, pertukaran informasi mengenai program-program UKM, pertukaran tenaga ahli, fasilitasi kerjasama dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing UKM, kerjasama pelatihan vocational dan managerial, fasilitasi kerjasama UKM, dan menyediakan informasi, serta peluang-peluang dan dukungan untuk UKM dalam mengakses pasar di kedua negara.
“Mereka lebih concern ingin kerjasama bisnis dengan UKM yang skalanya sudah menengah dan sudah berbasis teknologi dalam menjalankan bisnisnya,” ungkap Agus dalam siaran pers baru-baru ini.
Untuk menindaklanjuti kerjasama ini, Agus mengaku Kemenkop dan UKM tidak bisa bekerja sendiri. Tapi harus berkoordinasi dengan kementerian lain, seperti Kemenristekdikti, Kemenperin serta Kementan. Ini akan dikonkritkan dalam dua bulan ke depan.
Sebelumnya Gubernur Otoritas UKM Kerajaan Arab Saudi Ghsaan Alsuliman mengaku sangat tertarik dengan industri fesyen dari Indonesia, khususnya busana Muslim. “Saya berharap industri fesyen busana Muslim dan pakaian tradisional dari Indonesia bisa terus dikembangkan, tapi bukan semata-mata untuk kalangan Muslim saja. Melainkan bisa untuk semua kalangan,” katanya.
Ghsaan Alsuliman mengemukakan sudah membangun kawasan ekonomi bernama King Abdullah Economic Center yang berlokasi diantara kota Jeddah, Madinah, dan Ryadh. “Kami berharap, produk UKM dari Indonesia bisa menjadi bagian dari itu. Karena kami ingin kerjasama dalam mengembangkan UKM yang berdaya saing dan berbasis teknologi,” jelasnya.
Sementara menurut Agus, ekspor produk mode (busana muslim) Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, pada 2011-2015 ekspor produk busana Muslim naik sebesar 8,15 %, dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,57 miliar.
Namun per Mei 2016, nilai ekspor mode mencapai US$ 1,7 miliar dengan negara tujuan ekspor terutama ke Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Australia, Kanada, Uni Emirat Arab (UEA), Belgia dan Cina.
Data BKPM menyebutkan realisasi investasi Arab Saudi sepanjang 2016 baru mencapai US$ 900 ribu atau sekitar Rp11,9 miliar (kurs Rp 13.300) untuk 44 proyek. Jika diurutkan, investasi Arab Saudi berada di urutan ke 57.
STEVY WIDIA
Discussion about this post