youngster.id - Pandemi Covid-19 membuat berbagai kegiatan harus dilakukan secara online, termasuk kegiatan bisnis. Sayangnya karena hal tersebut, ada banyak serangan siber yang menyasar pelaku bisnis termasuk UMKM di Indonesia sepanjang 2020. Didapati ada 20,2 juta serangan ditargetkan terhadap pengguna bisnis Indonesia.
Hal ini tentu sangat membahayakan kelangsungan bisnis UMKM, padahal bagi Indonesia UMKM. General Manager Kaspersky Asia Tenggara Yeo Siang Tiong mengungkapkan, sektor UMKM di Asia Tenggara menjadi penopang beban yang diakibatkan pandemi. Teknologi pun menjadi kunci UMKM untuk bertahan hidup.
“Namun kami memahami bahwa pelaku siber bersembunyi di internet. Digitalisasi dengan mengutamakan keamanan siber selalu menjadi langkah terbaik dalam melindungi dan menjaga arus kas bisnis,” kata Yeo, dalam acara Diskusi Mengenai Keamanan Siber untuk UMKM di Indonesia yang digelar online, Rabu (17/2/2021).
Territory Channel Manager Kaspersky untuk Indonesia, Dony Koesmandarin, memaparkan hasil laporan terbaru Kaspersky Security Network (KSN) yang menyebut, 3 dari 10 pengguna Kaspersky di Indonesia hampir terinfeksi ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari-Desember 2020.
Dony mengatakan, selama 2020, produk Kaspersky mendeteksi 34,5 juta malware berbeda ditransmisikan melalui internet di Indonesia. Di mana, lebih dari 4,3 juta upaya serangan malware menargetkan pengguna bisnis. Angka ini 51% lebih banyak dibanding insiden pada 2019 yang jumlahnya 2,8 juta insiden.
Secara keseluruhan, laporan Kaspersky mencatat, produk Kaspersky mendeteksi 111,6 juta insiden lokal di komputer partisipan survei di Indonesia. Di antara jumlah serangan tersebut, sebanyak 20,2 juta serangan ditargetkan terhadap pengguna bisnis Indonesia.
Secara total, 56,3% pengguna di Indonesia hampir terinfeksi ancaman lokal di tahun 2020.
“Meski terdapat sedikit penurunan ancaman lokal dan web tahun lalu, perlu dipahami bahwa 2020 merupakan tahun di mana seluruh aktivitas manusia dilakukan secara online. Ancaman terhadap individu sama berbahayanya dengan risiko serangan pada UMKM dan perusahaan,” kata Dony.
Dony menyebut, salah satu alasan yang membuat tingginya angka serangan siber yang menarget bisnis adalah transaksi yang mayoritas dilakukan secara online. Belum lagi, tingkat kesadaran pelaku maupun pengguna bisnis yang masih rendah.
STEVY WIDIA
Discussion about this post