youngster.id - Dengan bertambahnya waktu yang dihabiskan untuk online dan beragam aktivitas yang di-posting di berbagai platform media sosial, bahaya juga mengancam. Risiko dari berbagi informasi di dunia daring bisa berakibat fatal jika kita tidak berhati-hati.
Stephan Neumeier, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, menjelaskan, meskipun platform jaringan virtual dapat menjadi sumber pengetahuan dan bantuan berguna bagi para orang tua yang mencoba menyeimbangkan aktivitas mereka, penting untuk diingat bahwa ancaman daring juga mengintai di sini.
“Penting untuk berhati-hati dengan informasi yang di-posting di akun media sosial karena bahaya terbesar terletak pada fakta bahwa informasi yang dibagikan di situs jejaring sosial dan sumber publik lainnya dapat dianalisis dan digunakan oleh seluruh orang asing, termasuk pelaku kejahatan siber dari celah manapun,” kata Stephan Neumeier, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky dalam keterangannya, baru-baru ini.
Segala sesuatu yang dipublikasikan oleh orang tua atau anak-anak secara online dapat menjadi bumerang yang merugikan, baik itu posting tentang topik acak, foto pribadi, atau detail kehidupan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengingat dan mengajarkan kepada anak-anak sebelum mengklik tombol “publish”, luangkan waktu sebentar untuk berpikir dua kali.
Berikut daftar hal yang tidak boleh di-posting di platform online versi perusahan keamanan Kaspersky.
Alamat rumah atau sekolah. Berbekal informasi ini, para perampok, pedofil, pengganggu, dan profil jahat lainnya dapat dengan mudah menemukan Anda atau anak Anda. Selain di halaman utama, penting juga untuk tidak membagikan informasi ini di kolom komentar atau foto yang secara eksplisit menjelaskan tempat anak Anda bersekolah.
Nomor telepon. Bagi para pelaku kejahatan siber, informasi khusus ini adalah salah satu data paling berharga yang bisa mereka dapatkan. Misalnya setidaknya sejak tahun 2016 penjahat dunia maya mulai mengumpulkan nomor telepon pengguna jejaring sosial dan menggunakan informasi yang dicuri untuk mendaftar ulang ke layanan perbankan online dan mendapatkan akses ke akun korban mereka.
Geolokasi Anda saat ini (‘Check-in’). Informasi bahwa keluarga jauh dari rumah adalah sinyal untuk pencuri. Ini juga memudahkan untuk melacak seseorang. Selain itu, mengatakan sesuatu seperti “tempat favorit kami” dan mem-posting geotag dapat membahayakan meskipun Anda sedang tidak berada di tempat tersebut.
Foto dan video pribadi. Berfoto mungkin menjadi aktivitas yang cukup menyenangkan bagi para remaja, tetapi dapat menimbulkan masalah jika dipublikasikan di internet.
Publikasi foto orang lain. Jangan memublikasikan foto orang lain jika Anda juga tidak ingin menjadi korban kejahatan.
Foto bayi dari anak remaja Anda. Penting untuk diingat bahwa foto-foto anak Anda yang terlihat sangat manis dapat berpotensi mengakibatkan penindasan (bullying) di kemudian hari.
Foto-foto barang mewah. Bersama dengan alamat rumah dan geolokasi Anda saat ini akan menjadi tambang emas bagi pencuri yang berselancar mencari korban di internet.
Informasi tentang kehidupan pribadi. Informasi pribadi selalu dapat digunakan untuk merugikan Anda. Misalnya, ini dapat digunakan untuk menebak kata sandi akun online, merencanakan penipuan yang kemungkinan besar akan membuat Anda terjerat di dalamnya, atau untuk berkenalan dengan anak Anda dan mendapatkan kepercayaan mereka.
Pernyataan kritis tentang topik sensitif. Tentu saja, Anda dan anak Anda boleh memiliki pendapat sendiri. Namun hal ini juga dapat menyebabkan konflik yang dapat bergeser dari dunia maya ke dunia nyata, atau merusak reputasi Anda di mata lembaga pendidikan atau perusahaan potensial.
STEVY WIDIA
Discussion about this post