youngster.id - Memasuki 2019, Allianz tetap optimis ekonomi Indonesia akan tetap positif. Allianz meyakini peluang investasi akan mencetak kinerja yang lebih baik cukup terbuka, meski tetap harus mempertimbangkan isu global dan perhelatan politik lima tahunan di Indonesia.
“Allianz selalu berupaya menjaga kepercayaan nasabah untuk mengelola dana investasi yang terdapat di produk unitlink yang dimiliki, yang terlihat dari kenaikan jumlah nasabah kami. Terlepas dari kondisi pasar, kami mengandalkan pengalaman dan kemampuan Allianz untuk selalu mengoptimalkan hasil investasi dan membantu nasabah mewujudkan rencana yang telah dibuat untuk masa depan, serta menyediakan jenis fund yang dibutuhkan nasabah,” kata Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia dalam Allianz Indonesia Unit Link Annual Report 2018 Media Briefing Selasa (5/3/2019) di Allianz Tower, Jakarta.
Daryanti menjelaskan, perkembangan investasi memang mengikuti beberapa isu seperti isu global, perang dagang Amerika dengan Tiongkok, kenaikan suku bunga Amerika, pelemahan ekonomi Tiongkok dan dari dalam negeri stabilitas rupiah dan defisit neraca berjalan. Termasuk juga isu politik dalam negeri.
“Harapan kami perhelatan politik lima tahunan berupa pemilihan presiden ini akan dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja instrument pasar modal,” ucap Daryanti lagi.
Dia mengungkapkan menurut data, secara historis, dalam 3 pemilu terakhir yaitu pada 2004, 2009, serta 2014, pasar modal ditutup positif meskipun pada beberapa tahun tersebut kondisi makro ekonomi kurang kondusif.
Sebaliknya, meskipun kondisi ekonomi Indonesia yang stabil pada tahun 2017 menjadi modal yang kuat mengawali tahun 2018, namun beberapa peristiwa sepanjang tahun 2018 memiliki dampak terhadap pasar.
Daryanti menjelaskan, ketika Bank Indonesia juga melakukan penyesuaian suku bunga acuan sebanyak 1.75% dalam 6 kali kenaikan hingga mencapai angka 6%. Kondisi ini memberi tekanan secara domestik maupun global terhadap instrumen obligasi, yang membuat kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah menyentuh angka terendah di 2018 pada 37%. Kondisi pasar saham pun tidak jauh berbeda, pada Juni indeks menyentuh angka terendah pada 2018 di level 5.600.
“Mengikuti kondisi pasar yang sangat menantang, Allianz Indonesia berhasil meminimalisir risiko fluktuasi return investasi dengan total dana kelolaan sebesar Rp 35,33 triliun atau turun sebesar -1,32% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 35,8 triliun.
Total dana kelolaan ini sudah termasuk dana kelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz. Sementara kami masih dapat mempertahankan kepercayaan untuk mengelola aset nasabah dengan kenaikan jumlah nasabah sebanyak 600.869 atau bertambah sebesar 4,68% dari tahun sebelumnya sebanyak 573.990,” jelasnya.
Di tengah ketidakpastian pergerakan kondisi pasar di tahun 2018, Allianz Indonesia dapat dengan baik mengelola 60 fund. Beberapa fund yang paling banyak dipilih oleh nasabah sepanjang 2018, adalah SmartLink Equity Fund dengan dana kelolaan Rp 9,78 triliun, SmartLink Balanced Fund dengan dana kelolaan Rp 2,18 triliun dan SmartLink Fixed Income Fund dengan dana kelolaan sebesar Rp 992,87 miliar.
“Allianz menyediakan ragam fund sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan nasabah. Dalam mengelola fund tersebut, Allianz selalu menggunakan prinsip kehati-hatian. Pilihan investasi sesuai profil risiko dan alokasi aset yang tepat akan dapat membantu untuk memaksimalkan imbal hasil yang dapat dihasilkan oleh instrumen investasi yang dipilih. Kami berharap penghargaan ini dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dan masyarakat untuk menjadikan Allianz Life sebagai perusahaan asuransi pilihan dan terpercaya,” kata Daryanti lagi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post