99% UMKM Indonesia Prioritaskan Aspek ESG

DBS Green Saving

DBS bekerjasama dengan Krakakoa menyalurkan donasi bagi petani kakao. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - DBS Bank Ltd (Bank DBS) bersama Bloomberg melakukan survei bertajuk Catalysts of Sustainability kepada lebih dari 800 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, Singapura, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, dan India untuk melihat tren sustainability di masing-masing negara. Survei ini mendapati Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi prioritas bagi 83% perusahaan di Asia.

Chief Sustainability Officer Bank DBS Helge Muenkel mengungkapkan, faktor lingkungan (Environmental) memberikan dampak yang begitu dahsyat terhadap tren industri. Walaupun demikian, jika disandingkan dengan faktor sosial (Social) dan tata kelola perusahaan (Governance), keduanya memiliki pengaruh yang sedikit lebih besar dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Di samping itu, tiga dari empat pelaku usaha merasa bahwa pengaruh rantai nilai global seperti vendor, pemasok, dan pelanggan menjadi motivasi penting untuk mengadopsi ESG.

“Jika perusahaan tidak bertransisi ke lower-carbon societies, mereka akan mempertaruhkan banyak hal. Beberapa darinya adalah aset menjadi terlantar dan produk yang kehilangan relevansinya,” kata Helge dalam keterangan pers, Selasa (22/11/2022)

Survei juga mendapati, 99% UMKM di Indonesia melihat ESG sebagai prioritas di bisnis mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor di Asia (83%). Mereka mengaku menghadirkan produk/proses yang berlandaskan aspek keberlanjutan. Kendati demikian, 59% UMKM menemui hambatan dalam menyeimbangkan ESG dengan pertumbuhan bisnis dan transisi operasi bisnis.

Kemudian, masalah pendanaan dan teknis pengarahan adalah beberapa hal krusial yang perusahaan butuhkan saat mengimplementasikan ESG. Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, pemimpin bisnis dan pengambil keputusan tetap merespon positif pengadopsian aspek sustainability di sektor bisnis.

“Kami sadar bahwa UMKM menghadapi banyak rintangan, terutama saat bertransisi menjadi bisnis yang lebih berkelanjutan dan amat penting bagi UMKM untuk berhasil melaluinya. DBS siap membantu UMKM dalam menjalani proses dekarbonisasi dengan pendanaan, dan menjadi penasihat sehingga mereka dapat terhubung ke dalam ekosistem yang tepat di seluruh Asia,” ucap Joyce Tee Group Head, SME Banking, Bank DBS .

Komitmen Bank DBS untuk mendukung proses transisi tersebut sejatinya didasari atas 87% suara UMKM Indonesia yang merasa bahwa pendanaan ESG dari institusi keuangan atau bank merupakan salah satu pengaruh terbesar UMKM tergerak mengadopsi ESG. Bank DBS sendiri menempati urutan keempat teratas sebagai bank regional yang memberikan produk atau layanan yang sejalan dengan ESG.

Menurut survei, ditemukan adanya peningkatan aspirasi UMKM untuk mendapatkan pengarahan, dukungan, saran, dan teknis lainnya dari bank melalui kepemimpinan, seminar, dan konsultasi lainnya mengenai pengalaman di dalam menjalani ESG. Sebagai tambahan, 79% UMKM Indonesia membutuhkan akses best practices dari rekan kerja dan perusahaan lain untuk memberikan dorongan untuk bisa mengadopsi ESG.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version