youngster.id - Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global, ekonomi digital Asia terus berkembang pesat. Di sisi lain, inisiatif dan sarana lintas negara menawarkan segmen bisnis baru yang mewujudkan pertumbuhan luar biasa.
Hal ini tercantum dalam laporan terbaru perusahaan riset pasar IDC yang disponsori platform pembayaran 2C2P dan Ant Group, berjudul “How Asia Buys and Pays 2023: Tapping into Asia’s Regional Commerce Opportunities” . Tahun ini, survey memperluas pembahasan hingga mencakup industri pembayaran digital di Asia Tenggara, Korea Selatan, dan Jepang (ATKSJ).
“2C2P bermisi mendukung pelaku bisnis menghadapi dan membuat perkembangan di industri pembayaran yang terus berubah di Asia. Kami berharap, laporan ini mendorong pelaku bisnis menangkap peluang masif ekonomi digital di Asia dengan memanfaatkan inisiatif dan sarana publik-dan-swasta yang telah tersedia. Lewat solusi pembayaran komprehensif 2C2P, kami siap bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk menangkap peluang menarik yang tersedia di dalam dan luar Asia,” kata Aung Kyaw Moe, Pendiri dan CEO 2C2P, Selasa (24/10/2023).
Laporan ini menggali potensi yang sangat besar dari lonjakan konektivitas regional dan perdagangan di Asia. Lonjakan tersebut didorong proyeksi peningkatan pendapatan ecommerce lintas negara dan nilai belanja pariwisata, serta infrastruktur publik dan swasta.
Di sisi lain, laporan ini menyajikan panduan mendetail tentang cara-cara yang dapat ditempuh pelaku bisnis agar meraih sukses di sektor perdagangan lintas negara. Salah satunya, menangkap peluang dari inisiatif lintas negara, mulai dari pembayaran digital hingga logistik, guna menjangkau pelanggan baru dan menciptakan arus pendapatan baru. Beberapa temuan penting dari laporan ini adalah:
- Asia Tenggara Terus Melaju:Pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai laju tertinggi sebesar 15,8% selama lima tahun ke depan, mengungguli Amerika Serikat dan Uni Eropa. Korea Selatan (12,7%) dan Jepang (10,2%) menyusul Asia Tenggara. Dengan demikian, ATKSJ menawarkan peluang perdagangan yang sangat menarik.
- Pertumbuhan Ekonomi Digital yang Eksplosif:Ekonomi digital di ATKSJ menuju pertumbuhan eksplosif, nilainya diproyeksikan meroket dari US$501,7 miliar pada 2022 menjadi US$914,9 miliar pada 2027E, atau mencatat kenaikan luar biasa sebesar 82% hanya dalam lima tahun.
- Industri Pembayaran Digital juga Melesat:Asia Tenggara akan mengalami ekspansi 100% di pasar e-commerce, didorong oleh pesatnya pertumbuhan pembayaran digital, terutama metode pembayaran Buy Now Pay Later (38%), dompet seluler (18,9%), pembayaran di pasar domestik (16,9%), serta kartu kredit (14,4%).
- Lonjakan Pendapatanlintas negara: Pelaku sektor swasta dan publik segera mencatatkan pendapatan baru secara lintas negara dengan angka yang luar biasa senilai US$232,4 miliar di perekonomian ATKSJ pada periode 2022-2027E, didorong peningkatan belanja e-commerce dan pariwisata.
- Pendapatan e-commerce lintas negara akan meningkat secara fantastis hingga 70% menjadi US$148,1 miliar pada 2027E, melampaui pertumbuhan pendapatan e-commerce domestik.
- Pesatnya Kenaikan Belanja di Sektor Pariwisata:Sektor pariwisata luring di ATKSJ diproyeksikan mengalami pertumbuhan luar biasa sebesar 334% pada 2027E, berkontribusi senilai US$171,4 miliar bagi perekonomian regional.
“Digitalisasi akan berdampak positif di Asia, serta menentukan masa depan bisnis dan gaya hidup. Kami berkomitmen membantu pihak penjual, baik berskala besar dan kecil, dalam memanfaatkan pembayaran digital yang memberikan kemudahan sebagai basis pertumbuhan masa depan. Pesatnya pertumbuhan dari sisi jumlah dan keberagaman opsi pembayaran digital, meski demikian, menimbulkan tantangan, khususnya bagi pihak penjual berskala kecil dan menengah,” kata Douglas Feagin, Senior Vice-President, Ant Group, dan Head, Cross-Border Mobile Payment Services, Alipay+. (*AMBS)