youngster.id - Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook edisi April 2025, tingkat pengangguran Indonesia diperkirakan mencapai 5% pada tahun 2025, meningkat dari 4,9% pada tahun sebelumnya. Meski demikian, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kabar baik dengan penurunan pengangguran terbuka pada tahun 2024 di hampir seluruh tingkat pendidikan, termasuk perguruan tinggi.
Peningkatan angka pengangguran terbuka terlihat pada lulusan SLTA Umum dan Kejuruan. Hal ini mencerminkan bahwa lulusan perguruan tinggi memiliki lebih banyak peluang untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan lulusan sekolah menengah. Pengetahuan AI sebagai aset berharga dalam proses rekrutmen.
Head of Country Marketing Indonesia, Jobstreet by SEEK Sawitri Soedarno mengatakan, meski menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik, pasar kerja Indonesia menunjukkan ketahanan yang menggembirakan. Bahkan 75% responden dalam studi Jobstreet by SEEK menyatakan bahwa pasar kerja Indonesia tetap aktif sepanjang 2024.
“Tren penurunan pengangguran di tingkat perguruan tinggi menunjukkan sinyal positif, namun kita tetap perlu menyiapkan lulusan baru dengan keterampilan yang relevan untuk menghadapi pasar kerja yang terus berubah,” katanya dikutip Selasa (24/6/2025).
Sawitri mengungkapkan, temuan menarik dari Laporan Eksklusif SEEK tersebut adalah bahwa 71% perusahaan kini menganggap pengetahuan AI sebagai aset berharga dalam proses rekrutmen, meskipun masih berada di bawah kualifikasi inti. Kemampuan AI biasanya dinilai melalui perkenalan diri, pertanyaan teknis, dan tinjauan portofolio.
“Data ini menegaskan pentingnya lulusan baru untuk menguasai keterampilan AI dasar sebagai nilai tambah kompetitif, terlepas dari latar belakang pendidikan mereka. Inilah mengapa Jobstreet berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan keterampilan melalui fitur KarirKu yang mendukung pengembangan kemampuan profesional, termasuk untuk para lulusan baru,” katanya.
Berdasarkan Laporan Eksklusif SEEK “Decoding Global Talent 2024: GenAI Edition”, hanya 5% profesional yang percaya pekerjaan mereka akan digantikan oleh AI, sementara 49% mengantisipasi perubahan aspek tertentu dari pekerjaan mereka yang akan memerlukan pengembangan keterampilan baru.
Di sisi lain, Laporan Eksklusif SEEK “Hiring, Compensation and Benefit 2025” juga mengungkapkan bahwa 56% perusahaan saat ini menerapkan inisiatif untuk mengadopsi prinsip “diversity, equity and inclusion” (DEI) di tempat kerja. Kabar baiknya, 2% akan menerapkan DEI di tahun 2025, sementara 27% mempertimbangkan untuk melakukannya dalam 12 bulan ke depan.
“Penerapan prinsip fair hiring ini menguntungkan kandidat karena setiap kandidat memiliki kesempatan yang setara di dalam rekrutmen, tanpa adanya diskriminasi dan bias, sehingga proses rekrutmen dapat berfokus pada seleksi berbasis kompetensi, skill, dan pengalaman kerja,” ujarnya.
Menghadapi maraknya kasus penipuan lowongan kerja, Jobstreet by SEEK mendorong para pencari kerja untuk menggunakan platform pencarian kerja resmi seperti Jobstreet by SEEK. Platform resmi tidak hanya memberikan jaminan keamanan informasi dan keabsahan lowongan kerja, tetapi juga didukung oleh teknologi AI yang memudahkan dan mempercepat proses pencocokan pencari kerja dengan perusahaan terkait.
“Dengan teknologi AI yang diterapkan oleh Jobstreet, para pencari kerja dan perusahaan dapat memastikan bahwa proses rekrutmen berjalan lebih lancar dan aman. Melalui teknologi yang tepat dan kebijakan rekrutmen yang inklusif, kita dapat membangun ekosistem kerja yang lebih kondusif bagi lulusan baru untuk berkembang,” pungkas Sawitri.
STEVY WIDIA
Discussion about this post