youngster.id - Sejak banyaknya bermunculan layanan peminjaman uang berbasis teknologi, masyarakat lebih dimudahkan dibandingkan sistem konvensional. Namun hasil riset terbaru Google menunjukkan bahwa banyak review negatif mengenai hal itu.
“Pinjaman adalah produk yang sedang berkembang di masyarakat. Buat apa? 30% untuk emergency, 27% karena ada promo, 26% (life stage changes) perubahan hidup misal pernikahan,” kata Yudistira Adi Nugroho Industry Analyst-Finance Google Indonesia Rabu (18/10/2017) di Jakarta.
Sayangnya, menurut Yudistira masih banyak orang yang belum mengetahui informasi mengenai layanan keuangan, termasuk mengenai pinjaman.
“Ada 83% orang tak tahu informasi untuk mendapat pinjaman. Data World Bank, sejak 2015 financial literacy 35% lebih rendah dibanding Malaysia-Singapura. Penetrasi bank di Indonesia hanya 30% sampai 40%,” terangnya.
Selain mencari informasi lewat internet, sambung Adi, nasabah juga bertanya ke teman untuk meyakinkan informasi yang didapat itu dipercaya atau tidak.
“Setelah itu masih sharing stage. Ini lumrah dilakukan oleh konsumen Indonesia. Empat puluh dua persen peminjam juga menuliskan review atau rekomendasi yang 70% ditulis secara online. Kebanyakan review bernada negatif karena kalau pengalamannya buruk, biasanya mau review. Maka bank yang responsif terhadap review akan lebih disukai konsumennya,” tukasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post