youngster.id - Jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa perlu ditumbuhkan. Untuk itu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (BEM FEB UI) menyelenggarakan seminar Creative Industry 1.0 bertema “Exploring The Opportunity in Sneakers Business” . Dengan mengambil jenis usaha kreatif yang sedang menjadi trend, diharapkan mahasiswa berani menggeluti dunia bisnis di usia muda.
Pada acara yang diselenggarakan Selasa (10/5/2016) di Auditorium Kelas Internasional FEB UI tampil empat pengusaha muda yang telah sukses dalam menjalankan bisnis sneakers. Mereka adalah Adrian Riyadi (KiXXX), Dede Hamzah (Kicksolution and Bade), Marvin Giovanni (Havehad) dan Riky Setio (Warp Laces).
Masing-masing berbagi pengalamaan memulai usaha di usia muda. Adrian Riyadi sebagai pemilik KiXXX Jakarta mengaku berawal dari hobi mengoleksi sneakers sejak duduk di bangku SD. Adrian lalu menyalurkan hobinya ke usaha bisnis menjadi collector sneakers di akhir tahun 2014, dengan bertemu banyak kolega yang memiliki kesamaan visi dan misi. Hingga akhirnya pada bulan April 2015 untuk pertama kalinya Adrian berhasil membuka KiXXX Jakarta dengan meraih keuntungan besar hingga saat ini.
Hal serupa juga dialami oleh Dede Hamzah selaku Pemilik Kicksolution and Bade. Uniknya, usaha yang dijalankan oleh lulusan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung jurusan Bisnis Internasional tersebut berupa jasa cicilan pembelian sneakers. Idenya berawal saat Dede melakukan seserahan acara pernikahannya.
“Saat itu memang tidak memiliki cukup uang untuk membeli sepatu. Saya berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Kuliah pun juga gratis karena dapat beasiswa olimpiade basket. Oleh karena itu, untuk membantu ibu saya yang merupakan seorang single parent, setelah acara seserahan pernikahan seketika langsung tercetus ide untuk membuat jasa cicilan sneakers. Hal itu juga dilatarbelakangi oleh saya pribadi yang juga menyukai model sepatu jenis sneakers,” ungkapnya.
Riky Setio, alumni Universitas Pelita Harapan jurusan Ilmu Komunikasi yang merupakan pemilik Warp Laces juga turut menginspirasi dalam talkshownya. Usahanya yang sangat unik, yaitu bisnis tali sneakers mulai dirintis sejak Juni 2015.
“Awalnya banyak yang bilang aneh sih. Ketika membuka bisnis memang ada suatu tekanan dalam diri saya. Tapi saat itu saya berniat untuk memulainya dari hal-hal yang kecil. Lantas mengapa hal-hal terkecil tersebut dibuat menjadi extra-ordinary? Bukan tali sneakers biasa,” ungkap Riky.
Sistem jual beli di Warp Laces saat ini masih melalui situs online dengan memiliki tagline “Your Sneaker Your Booster”. Jenis tali yang ditawarkan pun beragam, seperti reflective, yang terang saat terkena cahaya, non reflective dan glow in the dark. Ia pun juga menjual produk mainstream seperti warna oreo dan pattern lainnya.
Sementara Marvin Giovanni pemilik Havehead, lulusan Universitas Prasetya Mulya Jurusan Bisnis Marketing ini merintis usahanya di tahun 2010 dan diresmikan pada Mei 2011. Saat itu Marvin bersama 5 rekannya mencoba untuk mendesain produk sneakers sendiri agar Indonesia memiliki brand sepatu yang dapat bersaing di kalangan internasional.
“Dulu sneakers itu hanya bisa digunakan untuk main baket atau lari, tapi saat ini penggunaanya telah bergeser. Sneakers seolah telah menjadi budaya anak-anak muda, baik kalangan pria atau wanita,” tuturnya.
Acara Creative Industry 1.0 ini juga menghadirkan pelatihan pencucian sneakers oleh SNEAKLIN, serta pameran koleksi sepatu dari keempat pemilik toko sneakers.
MARCIA AUDITA
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post