youngster.id - Di tengah kondisi sulit ini, berbagai usaha dan pekerjaan baru muncul dan memberikan harapan. Memahami situasi ini sekaligus mendukung program pemerintah untuk membangkitkan para pelaku wirausaha, BINUS University menggelar acara bertajuk “Studium Generale – Entrepreneur Scale Up – The Real Entrepreneur Never Gives Up”.
Acara ini menghadirkan para entrepreneur Forbes 30 Under 30 Asia antara lain Tyovan Widagdo selaku Founder and CEO of Bahaso.com, Yasa Singgih (Founder and CEO of Men’s Republic), dan Kevin Sutanto (Chief Green Officer enviGo!). Ketiganya merupakan alumni dari berbagai program di BINUS University.
Pada kesempatan tersebut, Yasa Singgih, Founder and CEO of Men’s Republic menceritakan pengalaman pribadinya menjajaki dunia kewirausahaan. Dia menekuni dunia kewirausahaan sejak dirinya masih duduk dibangku SMP kelas 3.
“Latar belakang keluarga sebanarnya nggak ada yang jadi pengusaha. Orang tua saya, hanya karyawan swasta. Begitu, ayah sakit dan harus dipasang ring di jantung nya, kondisi itu sangat berpengaruh pada keadaan ekonomi kami saat itu. Belum saya harus masuk SMA dan kakak saya harus masuk kuliah ditambah dengan biaya pengobatan orang tua. Pastinya, akan cukup mengeluarkan biaya besar untuk memenuhi kebutuhan itu semua bagi ibu saya. Nah, dari situ akhirnya terpikir untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat terutama membantu memulihkan kondisi keuangan keluarga kami dan dari situ pula saya mulai merintis usaha sepatu ini,” cerita Yasa di acara Studium Generale – Entrepreneur Scale Up – The Real Entrepreneur Never Gives Up” yang disiarkan secara online Kamis (20/5/2021).
Lain halnya Kevin Sutanto yang mengaku tertarik menjadi entrepreneur karena melihat persoalan sampah yang ada dibelahan bumi ini, termasuk di Indonesia yang hingga persoalan itu masih menjadi masalah terutama bagi lingkungan sekitar.
Untuk itu ditahun 2015 silam, ia membangun sebuah pabrik plastik yang ramah lingkungan sekaligus untuk mengajak masyarakat kembali menghijaukan bumi.
“Persoalan sampah terutama sampah plastik, yang terkadang masih dapat ditemui dan dibuang ke laut sebenarnya kita tidak lagi harus menyalahkan produknya. Tetapi individu nya yang harus di edukasi dengan benar agar tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat. Untuk itu, saya tertarik mendirikan usaha ini, di mana ditahun 2015 perjalanan ecommerce sedang berkembang di Indonesia. Disitu, akhirnya kami mencoba mensupport kegiatan jual beli tersebut dengan menyediakan produk kantong plastik yang jika digunakan para pengguna bisa sustainnable dan ramah lingkungan. Bisa kebayangkan, jika plastik biasa baru bisa terurai oleh tanah itu di waktu yang cukup lama hingga 200 tahun lamanya. Tetapi produk kantong plastik yang kami punya dalam waktu 2 tahun mampu dapat terurai dengan tanah,” papar Kevin.
Acara ini dimoderatori Meyliana Vice Rector Gloval Employability and Entrepreneurship BINUS Univeristy.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post