youngster.id - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, aset kripto Bitcoin dianggap sebagai salah satu jenis safe haven asset seperti emas. Hal ini dikarenakan fluktuasi penurunan harga antara Bitcoin dan emas yang tidak pernah terjun signifikan.
Oscar Darmawan, CEO INDODAX mengatakan, Bitcoin dan emas merupakan sama-sama sebuah aset yang melewati proses pengolahan terlebih dahulu. Terdapat biaya eksplorasi sebelum menjadi sebuah aset dan prosesnya pun tidak mudah. Unsur dari Bitcoin dan emas bukan hanya demand dan supply, namun ada proses pengolahannya.
“Proses satu pembuatan Bitcoin itu membutuhkan listrik lebih dari 60% kebutuhan total listrik di Indonesia atau dua kali dari negara Malaysia. Maka dari itu, harganya tidak pernah turun signifikan,” ucap Oscar, pada acara INDODAX Goes to Campus, dikutip Rabu (13/3/2024).
Namun, meskipun sama-sama tergolong sebagai safe haven asset, Bitcoin lebih praktis dan mudah untuk dibawa ke mana pun dan kapan pun.
Salah satu perusahaan penambang Bitcoin terbesar, Blackrock, saat ini sudah menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan di tengah ketidakstabilan ekonomi global. Maka dari itu, mahasiswa disarankan untuk mulai berinvestasi aset kripto.
Saat ini harga Bitcoin sendiri sudah naik menembus Rp1 miliar, melebihi ATH Bitcoin di tahun 2021. Hal ini membuktikan jika aset kripto merupakan aset yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi.
Menurut Oscar, dengan berinvestasi aset kripto, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan portofolio finansial mereka serta meraih potensi keuntungan yang signifikan untuk di masa depan.
“Di INDODAX, para mahasiswa juga dapat berinvestasi mulai dari Rp10.000. Jadi, tidak usah khawatir bagi para mahasiswa yang memiliki modal terbatas masih dapat berinvestasi,” tutup Oscar. (*AMBS)
Discussion about this post