Blibli Luncurkan Produk Anak Berteknologi VR

BlibliFriendsMeetUp 3DUPlay. (Foto: Blibli/Youngsters.id)

youngster.id - Teknologi telah mengubah dunia pendidikan anak-anak. Menanggapi hal it, e-commerce Blibli.com meluncurkan produk edukasi matras yang memanfaatkan teknologi virtual reality (VR). Anak bisa belajar dengan tampilan animasi melalui aplikasi 3DUPlay secara gratis.

Fransisca Krisantia Nugraha Trade Partnership General Manager Blibli.com mengatakan, Blibli.com terus berinovasi mengeluarkan produk-produk inovatif untuk segmen anak ini. Hal ini memang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia yang terus berubah mengikuti perubahan zaman.

“Kami senang ada salah satu merchant kami yang menawarkan solusi bagi orang tua dalam memperkenalkan teknologi secara tepat kepada anak-anak mereka dengan memanfaatkan teknologi VR,” ucap Fransisca pada peluncuran produk karya anak bangsa, belum lam aini di Taman Main, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Keunikan 3DUplay adalah jika smartphone yang telah di-install aplikasi 3DUPlay (tersedia dalam Android dan iOS) diarahkan ke barcode matras maka sang hewan tampak timbul dan anak dapat berinteraksi dengan hewan tersebut dalam bentuk 3D.

Menurut Fransisca, produk ini akan diluncurkan pada 1 April. “Dan selama satu bulan exclusive hanya di Blibli saja,” ujar Fransisca. Adapun, harga yang ditawarkan cukup terjangkau mulai dari Rp250.000 untuk matras berukuran besar sementara Rp150.000 matras berukuran kecil.

“Kami punya semua produk seperti mainan edukasi. Mainan zaman sekarang dalam tanda kutip kita jual juga seperti Nintendo. Cuma kita berusaha untuk anak di bawah 12 tahun kita arahkan ke permainan yang bersifat edukasi,” terangnya.

Sementara itu, Psikolog Binky Paramitha Iskandar berterima kasih atas adanya konten yang mendidik tersebut. Produk ini dinilainya membuat orang tua dan anak bisa berinteraksi lebih dekat. “Produk ini mendidik dan ada interaksinya. Permainan ini anak bisa didampingi bersama orang tua, orang di rumah, atau orang yang lebih dewasa,” kata Binky yang juga hadir di kesempatan tersebut.

Terlepas dari hal tersebut, Binky mengingatkan teknologi bisa menimbulkan adiksi. Anak menjadi ketagihan dan tidak bisa berhenti memandang layar perangkat. Selain itu perangkat digital sifatnya cenderung tidak langsung dan satu arah, akhirnya anak berakhir sebagai pendengar pasif.

“Saat menggunakan perangkat digital anakpun lebih sering duduk dan kurang bergerak. Padahal, pengembangan syaraf motorik anak itu sangat penting terutama di dua tahun pertama,” kata Binky.

Ia menyebutkan orangtua penting membuat aturan atau batasan untuk screen time anak. “Pilihlah aplikasi dan permainan yang cocok serta mendidik bagi anak Anda (healthy apps). Mendampingi anak saat si kecil menggunakan peranti digital, jangan jadikan teknologi sebagai solusi, dan orangtua pun perlu membatasi akses diri ke teknologi saat didepan sang buah hati,” pungkasnya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version