youngster.id - Keamanan siber telah menjadi isu penting seiring dengan tingginya penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang telah mendorong peningkatan frekuensi ancaman serta serangan siber. Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) berkolaborasi dengan Huawei Indonesia menggelar lokakarya yang mengusung tema ‘Peran Honeynet Pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Deputi I Bidang Identifikasi Dan Deteksi BSSN Irjen Pol Dono Indarto mengatakan, keamanan siber menjadi tanggung jawab seluruh komponen, baik pemerintah, pihak swasta, akademia maupun publik, mengingat potensi terjadinya ancaman siber makin meningkat sehingga diperlukan keseriusan dan kepedulian semua pihak dalam menyikapinya.
“Faktor keamanan informasi adalah salah satu fokus penting dalam penyelenggaraan SPBE. Standar keamanan SPBE meliputi standar keamanan Aplikasi, Pusat Data Nasional, Data & Informasi, Sistem Penghubung Layanan dan Keamanan Jaringan. Inilah yang mendasari komitmen kuat BSSN dalam terus berupaya meningkatkan kualitas SDM siber di lingkungan Pemerintah, baik pusat maupun daerah, guna memperkecil kemungkinan gangguan keamanan informasi pada penyelenggaraan SPBE,” ungkap Irjen Pol Dono dalam keterangannya, Kamis (21/1/2021).
Berdasarkan data hasil pemantauan layanan Honeynet BSSN sepanjang tahun 2020 yang tersebar di 71 titik yang meliputi sektor Pemerintah, IIKN dan akademik, telah terjadi 246.432.010 serangan siber dan 190.599 serangan malware. Oleh karena itu, untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan SPBE dan optimalisasi keamanannya, diperlukan kemampuan mengelola keamanan informasi untuk meminimalkan dampak risiko keamanan informasi seperti yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018.
Lokakarya yang digelar di Bali ini merupakan bagian dari Honeynet Project, program penuh komitmen BSSN guna memperkuat ketahanan nasional, serta untuk meningkatkan kapabilitas aparat Pemda di bidang keamanan siber yang makin dibutuhkan seiring dengan penerapan SPBE sebagai bagian dari transformasi digital untuk peningkatan kompetensi bangsa dan negara.
Sementara itu, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, Ken Qi mengatakan, kebutuhan akan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE merupakan keniscayaan di era yang serba terkoneksi secara digital. SPBE memiliki peran strategis dan krusial, dan perlu mendapatkan dukungan yang kuat dan penuh komitmen baik dari sisi infrastruktur, keamanan, maupun kompetensi SDM.
“Di sisi lain, kami juga memiliki kepedulian tinggi terhadap segala bentuk upaya untuk memperkuat keamanan siber yang sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan misi-misi kritikal. Oleh karena itu, Huawei Indonesia sangat antusias untuk mendukung upaya BSSN meningkatkan literasi dan kapabilitas pemangku kepentingan terkait keamanan siber, termasuk tentang Honeynet sebagai upaya serius melakukan pendeteksian dan analisis ancaman siber sedini mungkin,” ujar Ken.
Honeynet Project sendiri merupakan bagian dari upaya BSSN dalam menjaga keamanan nasional melalui pendeteksian serangan siber. Honeynet merupakan sistem yang didesain khusus untuk mengetahui, merekam berbagai pola dan jenis aktivitas serangan siber yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar analisis lanjutan upaya pegelolaan serangan siber.
STEVY WIDIA
Discussion about this post