youngster.id - Selama epidemic covid-19 pemerintah Indonesia telah menutup kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah. Menurut PBB hal serupa juga dilakukan oleh 22 negara lain di seluruh dunia. Setidaknya ada 290 juta siswa di seluruh dunia yang akan terdampak.
Menanggapi kondisi tersebut, CEO Cakap Tomy Yunus mengatakan, Cakap sebagai salah satu pemain ed-tech di Indonesia siap menyediakan online platform sebagai alternatif kegiatan belajar mengajar di Indonesia. Dengan menggunakan metode interaksi dua-arah, yang didukung oleh teknologi, Cakap mengembangkan solusi layanan untuk pendidikan, atau biasa disebut Education As A Service (EAAS).
“Kesehatan tetap harus diutamakan ditengah merebaknya pandemi Covid-19. Dengan teknologi di bidang pendidikan yang kami kembangkan, diharapkan dapat membantu kegiatan belajar mengajar secara aman melalui pembelajaran jarak jauh. Kami siap membantu pemerintah, lembaga pendidikan dan juga masyarakat Indonesia untuk melawan Covid-19 dengan menyediakan teknologi dan akses belajar secara daring,” ungkap Tomy dalam keterangannya, Selasa (24/3/2020).
Dia menyebutkan, beberapa negara menerapkan sistem belajar secara daring untuk tetap menunjang aktivitas belajar mengajar, seperti di Hong Kong, yang saat ini semua muridnya belum kembali ke sekolah sejak libur Imlek. Pemerintah Hong Kong menyatakan, sekolah akan tutup setidaknya sampai 20 April sehingga proses pembelajaran pun berpindah ke sistem e-learning.
Amerika Serikat, turut meliburkan sekolah dan universitas akibat dampak penyebaran corona virus. Sekolah di New York telah menerapkan sistem pembelajaran secara daring. Para murid kini belajar via platform video conference. Diikuti oleh sejumlah universitas di New York. Dampak penyebaran corona virus juga dialami oleh salah satu pengajar Bahasa Mandarin di Cakap yang tinggal di ChongQing, Tiongkok.
Dengan segala keterbatasan yang terjadi, berbagai cara dilakukan untuk tetap dapat beraktivitas. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post