youngster.id - Digital Entertainment Asset (DEA) spesialis gaming asal Jepang, meluncurkan gaming online di regional Asia Tenggara yang berjalan pada platform blockchain. Peluncuran perdana dimulai dari pasar Indonesia.
Melihat besarnya potensi e-gaming di Asia Tenggara, DEA telah meluncurkan Job Tribes, permainan kartu dan puzzle yang berbasis blockchain, di pasar Indonesia pada November 2020. Peluncuran tahap awal berhasil mengumpulkan lebih dari 100.000 pengikut di seluruh wilayah Asia Tenggara dan setengahnya berasal dari Indonesia.
Naohito Yoshida pendiri DEA mengatakan, pihaknya menawarkan hal yang berbeda. Sebab, pengguna dapat menghasilkan mata uang digital (cryptocurrency) yang kemudian dapat ditukar dengan uang tunai. “Saya sangat senang dapat menggabungkan gaming dan animasi dengan teknologi blockchain yang akan menjadi tren industri baru di masa depan,” kada Yoshida dalam keterangannya, Jumat (4/12/2020).
Menurut Yoshida, DEA akan menggunakan platform blockchain PlayMining miliknya untuk menawarkan para gamer regional akses ke games, koleksi digital art, dan interaksi dengan karakter manga Jepang.
Platform PlayMining DEA pun menggunakan DEAPcoin, cryptocurrency yang diproduksi pada 29 Agustus 2019 dan sekarang diperdagangkan di bursa cryptocurrency internasional, yakni Bithumb Global (Korea Selatan), BITTREX GLOBAL (Uni Eropa), INDODAX (Indonesia), DigiFinex (Hong Kong), dan Bitrue (Singapura).
Yoshida yang dikenal sebagai Goro-san di kalangan e-gaming juga merupakan pendiri dan pemimpin tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo, yakni Celebrix Holding, Zaparas, dan EOLE.
Yoshida melanjutkan, sebagian besar antusiasme masyarakat yang besar terhadap peluncuran Job Tribes didorong oleh potensi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
“Kami menyediakan konten hiburan secara gratis dan yang Anda dapatkan dalam permainan ini dapat digunakan dalam kehidupan nyata. Ini memberikan peluang penghasilan bagi gamer,” ujarnya.
Pengguna bermain gim secara gratis untuk mendapatkan DEAPcoin yang dapat digunakan untuk memperkuat game, atau membeli Digital Art. Saat ini, Digital Art dapat diperdagangkan di platform berbasis blockchain DEA, yaitu DEA Digital Art Auction. Kemudian, Digital Art bisa ditukar menjadi uang tunai.
Yoshida memperkirakan, game yang diluncurkan oleh DEA dapat menarik dua juta pengguna pada awal tahun 2021. Dia optimistis karena, pasar gaming online global dengan lebih dari 2,7 miliar gamer terus tumbuh pesat menurut situs web analisis e-sport dan gaming NewZoo. Tahun 2020, total pengeluaran gamer pun diharapkan mencapai US$ 159,3 miliar.
Sementara itu, wilayah Asia Pasifik bisa berkontribusi sebesar 55%, atau US$ 87 miliar. Indeks Web Global mencatat, lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia melakukan streaming game melalui internet setiap bulan. Sebanyak 1 miliar orang lainnya menonton orang bermain game secara livestream setiap bulan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post