youngster.id - Populasi dan karakter generasi milenial saat ini berperan penting bagi kemajuan berbagai industri, tidak terkecuali pertanian. Namun, industri pertanian baru menyerap tenaga kerja sebanyak 19,18% dari total 64,92 juta penduduk kelompok usia muda di Indonesia. Angka ini terbilang rendah dibanding dengan sektor manufaktur yang menyerap sebanyak 25% dan sektor jasa sebanyak 55,8%.
Melihat pentingnya regenerasi talenta muda di sektor pertanian, pemerintah terus mendorong peran milenial dalam sektor pertanian. Salah satunya dengan melibatkan generasi milenial dalam pembangunan sektor pertanian yang telah menjadi bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian (Renstra Kementan) 2020‒2024.
Sebagai salah satu turunan dari rencana tersebut, Kementan juga telah mengadakan program bootcamp bertajuk Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Bersama pelaku industri seperti PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), program bootcamp tersebut diadakan guna mencetak pengusaha tani muda di seluruh Indonesia sebagai upaya regenerasi serta meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertanian.
Senior Excecutive Vice President (SEVP) Komersial PT Pupuk Kaltim, Meizar Effendi mengatakan, saat ini, terdapat dua hal yang jadi tantangan di industri pertanian modern, pertama adalah kurangnya partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian, dan kedua dibutuhkannya digitalisasi sektor pertanian yang cenderung masih tradisional.
“Sebagai salah satu pelaku industri, PKT melihat bahwa kedua tantangan ini dapat dijawab melalui pelibatan peranan aktif para milenial di bidang pertanian,” ucap Meizar dalam keterangannya, Selasa (5/4/2022).
Menurut dia, dukungan dari industri penyokong pertanian seperti pupuk dan petrokimia, turut menjadi poin penting untuk terus mengembangkan usaha para pengusaha tani milenial tersebut. Untuk itu, PKT secara aktif turut mendorong dan memfasilitasi talenta muda di bidang pertanian untuk berinovasi, berkarir dan berkarya. Salah satunya, melalui rangkaian program pembinaan petani muda yang telah dicanangkan perusahaan seperti program PKT menyapa Petani dan program Makmur; yang mengutamakan kolaborasi kemitraan antara berbagai pihak, seperti petani, instansi keuangan, instansi pemerintahan, hingga korporasi untuk membentuk ekosistem kondusif bagi petani.
“Keberadaan talenta-talenta muda milenial dalam sektor pertanian patut terus didukung, dibina dan difasilitasi, demi menciptakan industri pertanian yang lebih maju dan modern. Tentu dalam prosesnya akan terdapat berbagai tantangan, namun untuk mengatasinya, diperlukan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan talenta muda itu sendiri, guna memaksimalkan potensi dari talenta yang tersedia dan menjaga ketahanan pangan di indonesia,” tutup Meizar.
STEVY WIDIA
Discussion about this post