youngster.id - Sudah 51 tahun sejak pendaratan manusia pertama di bulan oleh Neil Armstrong dan Buzz Aldrin. Hinggi kini mimpi manusia untuk dapat tinggal di luar angkasa pun masih belum terwujud. Melalui Space Exploration Initiative (SEI), MIT Media Lab memiliki misi untuk mendemokratisasi akses ke luar angkasa.
Pendiri SEI Ariel Ekblaw, juga membentuk Starfleet Academy yang namanya terinspirasi dari institusi dalam serial televisi Star Trek. Akademi itu nantinya diharapkan bisa menjadi sebagai sebuah laboratorium besar yang memungkinkan siapa saja untuk membuat inovasi untuk luar angkasa.
“Saat ini peradaban manusia sudah berada pada awal pembentukan masyarakat antarplanet. Kesempatan ini harus digunakan untuk membuat beragam inovasi dan kreasi secara kolektif yang mampu menjadikan yang tadinya terdengar seperti kisah fiksi ilmiah menjadi kenyataan.” ungkap Ariel dalam sebuah diskusi.
Salah satu proyek di dalam SEI adalah riset dari Maggie Coblentz tentang bagaimana menyajikan makanan di luar angkasa, termasuk bereksperimen dengan gastronomi molekular di kondisi mikrogravitasi. Dalam proyeknya, Maggie dan tim SEI membuat helm astronot khusus yang didesain untuk mengakomodir penggunanya untuk menyicipi berbagai jenis makanan dengan tekstur dan teknik masak yang berbeda agar mendapatkan pengalaman makan yang menyenangkan di luar angkasa.
Proyek ini akan ditampilkan dalam Festival virtual DISRUPTO. Daniel Surya, Co-founder DISRUPTO dan Executive Chairman WIR Group, menjelaskan tujuan DISRUPTO 2020 ialah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bagaimana teknologi berkembang begitu cepat dan akan berdampak pada kehidupan manusia di masa depan. Sehingga masyarakat dapat menjadi adaptif akan perubahan yang terjadi.
Pameran ini terbuka untuk umum ini menargetkan 200.000 penonton dari berbagai kalangan. Diharapkan acara ini akan menjadi wadah untuk bertukar pikiran antarpelaku ekonomi seperti startups, korporasi, modal ventura, dan institusi keuangan lokal maupun global.
STEVY WIDIA
Discussion about this post