Dorong Pemulihan Industri Pariwisata Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital

wisata

Sambut Kebangkitan Pariwisata Indonesia, Masyarakat Diajak Terapkan Sustainable Tourism (Foto : Ilustrasi/youngster.id)

youngster.id - Wisatawan di era normal baru ini sangat memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan dalam berwisata. Pemanfaatan teknologi informasi akan sangat efektif dalam meningkatkan kepercayaan wisatawan. Untuk itu, Qlue bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) mendorong pemulihan industri pariwisata ini melalui pemanfaatan teknologi digital.

President Qlue Maya Arvini mengatakan, faktor keamanan dan keselamatan kini menjadi fokus utama wisatawan dalam melakukan perjalanan untuk berwisata. “Kawasan wisata saat ini sudah semakin ramai dan kembali bergeliat dan pemanfaatan teknologi memungkinkan untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan, salah satunya dengan teknologi people counting dan vehicle counting. Dengan teknologi, deteksi akan semakin cepat yang memungkinkan pemangku kepentingan untuk merespon situasi dengan lebih baik dan akurat,” ucap Maya dalam keterangan pers, Selasa (30/11/2021).

Menurut Maya, bagi pelaku industri pariwisata teknologi juga memegang peranan penting untuk mengaktifkan kembali geliat bisnis agar meraih kepercayaan masyarakat yang kini mulai ramai menyasar daerah dengan daya tarik wisata. “Dengan teknologi, akan memberikan rasa aman yang lebih baik bagi wisatawan karena dapat menjangkau aspek operasional yang lebih luas namun tetap efisien dari sisi pengeluaran,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Department of Economic and Social Affairs United Nations, demografi pariwisata global saat ini didominasi oleh kelas milenial yang berada dalam rentang usia 18-34 tahun, atau sekitar 51% dari total turis potensial di seluruh dunia. Segmen ini merupakan wisatawan yang sangat akrab dengan pemanfaatan teknologi yang semua hal akan terkait dengan aspek digital sehingga akan sangat berdampak pada destinasi wisata.

Di Indonesia sendiri, terdapat 82 juta orang yang masuk dalam kategori wisatawan millennial ini. Dalam diskusi publik bertajuk QlueTalk Road to Indonesia Smart Nation: Reaktivasi Industri Pariwisata Dengan Pemanfaatan Teknologi Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat selama pandemi COVID-19, terjadi perubahan perilaku wisatawan dibanding kondisi sebelum pandemi terjadi.

Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf Diah Paham mengatakan, perubahan perilaku itu membuat Pemerintah mendorong pelaku usaha untuk lebih menyesuaikan diri agar dapat lebih efektif menjalankan usaha. Salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi. Penggunaan teknologi juga diyakini akan meningkatkan preferensi wisatawan sekaligus menjadi daya tarik sendiri.

“Kemenparekraf mendorong semua aspek pariwisata dilengkapi dengan teknologi informasi, seperti digital payment dan digital tourism yang memanfaatkan teknologi virtual reality atau virtual tour. Jadi kuncinya adalah adaptasi, inovasi, dan kolaborasi. Pemanfaatan teknologi digital ini merupakan aspek tak terpisahkan dari semangat reaktivasi industri pariwisata di Indonesia,” ujar Diah.

Sementara founder dan CEO Qlue Rama Raditya, teknologi informasi menjadi aspek vital dalam revitalisasi industri pariwisata yang mulai kembali bergerak setelah hampir dua tahun terdampak. Implementasi teknologi informasi yang dilakukan oleh Qlue juga sudah masuk ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sejumlah pelaku usaha pariwisata seperti Hotel Mandarin Oriental Jakarta dan Mall Grand Indonesia telah memanfaatkan solusi Qlue untuk mendeteksi suhu tubuh dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Pada banyak aspek industri selama pandemi, digitalisasi melalui pemanfaatan teknologi informasi membuat operasional usaha bisa tetap berjalan secara adaptif. Karena itu, industri pariwisata harus berinovasi pada dunia digital untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat yang ingin berwisata. Kami berkomitmen mendukung penuh para pelaku usaha karena sektor pariwisata ini merupakan salah satu indikator perbaikan ekonomi masyarakat,” ujar Rama.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version