youngster.id - Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Foundation bersama Indonesia Kaya menggelar Festival Musikal Indonesia (FMI) 2025. Festival ini menjadi ajang para seniman dan komunitas musikal dari berbagai daerah untuk menampilkan karya yang menggabungkan unsur budaya lokal dengan format musikal modern.
Program Manager Indonesia Kaya Billy Gamaliel mengatakan, format ini menjadi medium ideal untuk melestarikan warisan budaya lokal dengan cara yang relevan bagi generasi masa kini, menghadirkan narasi-narasi Nusantara dalam kemasan kontemporer tanpa meninggalkan akar budayanya yang kuat.
“Melalui Festival Musikal Indonesia, kami ingin membuka ruang kolaboratif dan inklusif bagi para pelaku seni di berbagai daerah untuk berkarya, berbagi cerita, dan menjangkau audiens yang lebih luas,” ucapnya pada jumpa pers, Rabu (22/10/2025).
Billy yakin teater musikal adalah medium yang kuat untuk mengekspresikan budaya dan identitas bangsa dengan menggabungkan musik, tari, dialog, dan bagian artistik dalam bentuk seni yang dekat dengan generasi muda.
“Karena sifatnya yang multidisiplin, teater musikal juga mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.
FMI 2025 memperkenalkan mekanisme open call (undangan terbuka) bagi para seniman dan kelompok teater musikal di seluruh Indonesia. Melalui sistem ini, para pelaku seni dapat mengajukan karya mereka untuk dikurasi dan berkesempatan tampil di festival. Langkah ini diharapkan membuka ruang yang lebih luas bagi kreator mulai dari komunitas, sanggar daerah, dan kelompok independen untuk dapat berpartisipasi dan menunjukkan karya mereka di panggung nasional.
Antusiasme tinggi terlihat melalui lebih dari 80 komunitas musikal dari berbagai daerah di Indonesia yang mendaftar untuk mengikuti Festival Musikal Indonesia 2025. Setelah melalui tahap kurasi administratif dan penilaian konsep, sebanyak 32 komunitas terpilih untuk mempresentasikan gagasan mereka di sesi pitching. Dari proses tersebut, delapan komunitas akhirnya dipilih untuk tampil di panggung karya, ditambah satu komunitas tamu. Proses seleksi ini dilakukan oleh dewan kurator yang terdiri dari Mariska (tari), Gabriel Harvianto (vokal), Oni Krisnerwinto (musik), Rangga Riantiarno (teater), dan Iskandar Loedin (artistik).
“Kami ingin menghadirkan festival yang bukan hanya menampilkan karya, tetapi juga menumbuhkan semangat kolaborasi, saling belajar, dan berbagi pengalaman antarseniman dari berbagai latar. Dari tahun ke tahun, kami melihat semakin banyak talenta baru yang lahir dan membawa warna segar bagi dunia musikal Indonesia,” ujar Aiko Senosoenoto, Penggagas Festival Musikal Indonesia.
Selain memperluas partisipasi, FMI 2025 juga menghadirkan peningkatan dari sisi produksi dan pengalaman menonton. Tahun ini, sebanyak 12 komunitas dari Bali, Surabaya, Solo, dan Jakarta akan menampilkan 12 karya pertunjukan di tiga teater di Taman Ismail Marzuki: Teater Besar, Teater Kecil, dan Teater Wahyu Sihombing. Setiap panggung dirancang dengan visual yang imersif melalui perpaduan tata cahaya modern, artistik yang kuat, serta aransemen musik orkestra yang berpadu dengan nuansa budaya daerah.
Festival ini dijadwalkan berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 14 hingga 16 November 2025.
STEVY WIDIA