youngster.id - Generasi milenial merupakan bagian dari bonus demografi. Pasalnya 60% dari penduduk Indonesia berusia produktif (15-64 tahun). Mereka yang menyebut diri generasi jaman now ini diharapkan menjadi pintu masuk (window of opportunity) Indonesia menjadi negara maju.
Chief Economist Danareksa Research Institute, Kahlil Rowter mengatakan, meski menjadi salah satu andalan bagi pertumbuhan ekonomi, namun harus melihat mereka dari sisi perilaku dan kontribusinya.
“Dari perilaku misalnya. Mereka tidak berpikiran seperti orangtuanya yang ingin jadi karyawan atau pegawai negeri sipil, tapi entrepreneur,” kata dia dalam acara Economic & Investment Outlook 2018: Optimisme di Tahun Politik, belum lama ini di Jakarta.
Menurut Kahlil, pilihan itu karena memiliki kebebasan waktu dan menuangkan ide serta mendulang untung sebanyak-banyaknya. Namun, menjadi entrepreneur harus memiliki mental baja dan daya juang yang kuat. Sebab, di situlah kunci dari kesuksesan menjadi wirausahawan.
“Ya, ibarat pepatah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” kata dia.
Setelah sukses apakah generasi milenial ini berinvestasi atau tidak. Lagi-lagi, ia mencontohkan ‘orang dulu’ yang gemar berinvestasi dalam bentuk barang.
“Kita bicara kontribusi. Kalau orangtuanya pegang duit pasti beli properti (rumah) atau tanah. Nah, para milenial ini cenderungnya ke mana? Macam-macam. Bisa pendidikan, pasar modal atau reksadana. Bahkan, yang lagi booming sekarang, startup atau e-commerce,” jelas Kahlil.
Pada kesempatan itu juga Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, menegaskan kalau generasi milenial harus mengubah mentalnya menjadi seorang kreator atau pencipta.
STEVY WIDIA
Discussion about this post