youngster.id - Pendidikan vokasi dinilai dapat menjadi solusi untuk masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Berangkat dari itu, Huawei Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menyepakati program kerja sama pengembangan dan peningkatan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam bentuk pelatihan instalasi perangkat Base Transceiver Station (BTS) dan Microwave serta sertifikasi bagi 1.000 pencari kerja.
Target peserta program pelatihan tersebut merupakan para pencari kerja lulusan dari tingkat SD, SMK, hingga S1 yang berada di bawah binaan Balai Besar Latihan Kerja (BBLK) Kemenaker. Program kolaborasi yang menjadi bagian dari program SmartGen tersebut, merupakan tindak lanjut atas MoU yang disepakati pada 2018 lalu.
“Program Smart Generation (SmartGen) ini merupakan komitmen Huawei dalam mengembangkan SDM terampil Indonesia guna meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka dalam menghadapi ketatnya persaingan pasar tenaga kerja di industri TIK,” kata Andy Ma Hui CEO Huawei CNBG Indonesiadalam keterangannya, Kamis (18/7/2019) di Jakarta.
Andy memaparkan Huawei Indonesia sejak 2009 senantiasa konsisten dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia di sektor TIK. Hingga 2018, sejumlah program Huawei dalam pengembangan kapasitas SDM Indonesia telah menyentuh sedikitnya 12,000 insinyur dan 5,000 siswa/mahasiswa di bidang TIK. Selain itu, Huawei juga menggelar pelatihan bagi sedikitnya 1,000 tenaga profesional dari mitra industri setiap tahun.
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail,menekankan pentingnya pengembangan SDM dalam membangun ekosistem digital di Indonesia.
“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan Huawei Indonesia untuk Indonesia, baik dalam hal alih teknologi dan pengembangan SDM digital yang telah berlangsung sejak 2009. Pemerintah berharap agar Huawei terus dapat meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak serta senantiasa memberikan teknologi dan layanan terbaik bagi Indonesia,” kata Ismail.
Sementara Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (BINALATTAS), Kementerian Ketenagakerjaan RI, Bambang Satrio Lelono menyambut baik kerja sama strategis ini. “Kemitraan dengan pelaku industri seperti Huawei merupakan solusi dalam menjembatani kompetensi para pencari kerja dengan kebutuhan industri,” katanya.
Bambang berharap, dengan model kemitraan itu Balai Latihan Kerja Kemenaker bisa menjadi wadah untuk proses penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo dalam pemaparan visi misi Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia Indonesia sendiri merupakan salah satu prioritas pemerintah Indonesia, terutama dalam hal pelatihan vokasi serta pentingnya identifikasi, pemberian fasilitas serta dukungan pendidikan dan pengembangan potensi bagi talenta Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Huawei juga menerima Penghargaan Kecelakaan Nihil Zero Accident Award 2019 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia. Huawei Indonesia telah tiga tahun berturut-turut menerima anugerah penghargaansejak tahun 2017.
STEVY WIDIA
Discussion about this post