youngster.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berencana untuk membangun stasiun peluncuran satelit di Indonesia. Rencana tersebut sesuai dengan UU Nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menerangkan saat ini pihaknya baru mengantongi dua usulan lokasi pendirian stasiun peluncuran satelit. Kedua lokasi tersebut yakni di Biak, Papua dan Morotai, Maluku Utara.
Untuk mencapai target ketersediaan stasiun peluncuran satelit di tahun 2040, Thomas menjabarkan ada beberapa langkah strategis yang harus dicapai LAPAN dalam beberapa tahun kedepan.
“Akhir tahun ini rencananya sudah menetapkan lokasi, kemudian dilakukan studi kelayakan yang targetnya hingga 2020,” kata Thomas dalam siaran pers baru-baru ini.
Menurutnya, usai melalui studi kelayakan, pembangunan stasiun peluncuran satelit ditargetkan bisa rampung pada 2040 dan beroperasi dalam skala kecil di tahun 2036.
Usai merampungkan studi kelayakan, ia memastikan nantinya operasional stasiun peluncuran sepenuhnya dilakukan oleh SDM lokal. Jika memang membutuhkan campur tangan SDM asing, menurutnya hal itu hanya untuk transfer teknologi saja.
“Kalau SDM secara umum sebenarnya sudah mampu, karena banyak yang sudah terlibat di kegaiatpn international. Hanya perlu dibekali dengan pemberian pembinaan, pendidikan, dan pelatihan pengoperasian stasiun sehingga kalau sudah berjalan bisa disiapkan secara simultan,” imbuhnya.
Ia menjabarkan, kehadiran stasiun peluncuran satelit semestinya tidak eksklusif hanya untuk satelit milik Indonesia saja. Menurutnya, kehadiran stasiun peluncuran satelit bisa dikomersialkan oleh negara yang memiliki aktifitas keantariksaan.
Dari segi efisiensi, stasiun peluncuran ini nantinya juga menyasar beberapa negara-negara Asia seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan India yang secara aktif meluncurkan satelit.
“Dari segi potensi, yang paling memungkinkan melakukan kerjasama karena banyak yang mengaku tertarik. China mengaku menginginkan ada badan antariksa untuk peluncuran roket mereka, karena Indonesia bereda di dekat ekuator untuk mempermudah setelit sampai ke orbit,” jelasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post