youngster.id - Indonesia bisa memiliki saluran sendiri agar tidak “bertabarakan” dengan saluran milik negara atau perusahaan lain. Memiliki saluran sendiri sangat berguna agar masyarakat Indonesia dapat mengaplikasikan internet dalam kehidupan sehari-hari atau Internet of Things (IoT).
Demikian dikemukakan Dosen Telkom University (Tel-U), Khoirul Anwar, di sela-sela acara The 22nd Asia-Pacific Conference on Communications yang diselenggarakan di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta- Kamis-Jumat (25-27/8).
“Masalahnya, apakah koneksi internet di Indonesia sudah siap? Karena jika kita lihat di berbagai negara, problem koneksi ini sudah dapat diselesaikan, tetapi di Indonesia masih ketinggalan,” ujar penemu konsep dua Fast Fourier Transform (FFT) yang di kemudian hari dipakai dalam teknologi 4G LTE itu.
Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Kemampuannya seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.
Mantan Asisten Profesor di Japan Advanced Institute of Science and Technology, School of Information Science Jepang ini optimis Indonesia dapat mengembangkan saluran sendiri yang tidak terganggu atau bertabrakan dengan saluran lainnya. Ia mencontohkan saluran yang ditemukan oleh para peneliti dari Stanford University, yang kemudian disebut dengan Stanford University Channel dan dijadikan model oleh banyak negara.
“Saya kira kita akan mampu membuat seperti itu meski tentu harus diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesakan. Saya sendiri masih terus melakukan penelitian untuk mendisain device (alatnya) selain juga meneliti tentang salurannya,” ujarnya.
Selain menghadirkan Khoirul Anwar, konferensi ini menghadirkan sembilan pembicara utama (keynote speakers), serta lima pembicara lain dalam sesi tutorial. Mereka antara lain datang dari Tohoku Institute of Technology Jepang, Deakin University Australia, Swansea University Inggris, University of Electronic Science and Technology of China, Chung-Ang University, Korea Selatan, PT Telkom Indonesia, dan Tel-U.
Konferensi yang diselenggarakan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Chapter Indonesia ini diikuti oleh 401 peneliti dari 23 negara. Konferensi ke-22 ini bertema: “Advancement of Science, Technology, and Applications in Communications for Humanity”.
“IEEE Chapter Indonesia sudah dua kali diberi kepercayaan sebagai penyelenggara, yaitu sekarang dan pada tahun 2013 lalu di Bali,” ujar Dekan Fakultas Teknik Elektro (FTE) Tel-U, Rina Pudji Astuti. “Diharapkan konferensi ini dapat menjadi ajang untuk bertukar pengetahuan dan informasi mengenai penelitian-penelitian terbaru sekaligus memperkuat hubungan di antara para peneliti dari berbagai negara,” imbuh Rektor Tel-U, Mochamad Ashari.
ANGGIE ADJIE SAPUTRA
Discussion about this post