youngster.id - Masa pandemi yang membatasi interaksi sosial masyarakat secara langsung ternyata menjadi peluang emas bagi layanan keuangan digital karena masyarakat mulai menggunakan platform ini secara masif tanpa perlu keluar rumah, terutama untuk berbagai aktivitas keuangan, mulai dari transaksi sehari-hari hingga investasi.
Kemajuan teknologi yang menghadirkan perdagangan digital, platform digital, hingga investasi digital, merupakan kunci sukses untuk inklusi keuangan di Indonesia.
Indonesia sebagai kawasan yang menyumbangkan pasar terbesar di Asia Tenggara, saat ini mengalami lonjakan besar dalam penggunaan layanan tersebut yang pada gilirannya menarik minat investor internasional terkemuka untuk turut mendukung pertumbuhan sektor fintech termasuk platform wealth tech yang memanfaatkan gelombang adopsi pengguna yang kuat dalam layanan mereka. Salah satunya, platform wealth tech Pluang yang dianggap menjadi super apps investasi pertama di Indonesia.
“Saya ingat, dulu investasi adalah salah satu kegiatan yang jarang terjadi di Indonesia. Akses dan teknologi yang sulit menjadikan investasi merupakan ‘hal yang dianggap’ hanya lazim untuk orang yang berkecukupan saja. Namun, kemajuan teknologi yang sampai ke Indonesia telah memunculkan perdagangan digital, platform digital, dan investasi digital yang akhirnya dapat mendemokratisasi keuangan dan investasi untuk semua orang,” ujar Claudia Kolonas, Co-Founder Pluang, dalam acara PE-VC Summit 2022, beberapa waktu lalu.
Keberadaan berbagai aplikasi layanan keuangan digital tersebut memicu meningkatkan jumlah investor ritel di Indonesia. Meskipun begitu, Indonesia masih memiliki potensi market yang lebih luas, terutama bagi investor ritel.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Desember 2021, dari 270 juta penduduk di Indonesia, terdapat 7,5 juta investor di pasar modal. Jumlah investor pasar modal tersebut telah bertumbuh hampir 2 kali lipat sejak 2020 dan mayoritas investor baru berusia di bawah 40 tahun yang merupakan kalangan milenial.
“Pluang menilai dalam ekosistem finansial, kita perlu bergotong royong dengan sesama pelaku di industri keuangan guna memperbesar partisipasi masyarakat dalam sektor finansial dan investasi,” kata Claudia lagi.
Di sisi lain, tren pertumbuhan layanan keuangan digital juga dinilai menjanjikan untuk potensi pendanaan berkelanjutan. “Pertumbuhan investor ritel dari generasi milenial dan zilenial yang semakin meningkat di Indonesia, membuat para perusahaan startup (khususnya decacorn dan unicorn) Indonesia membuka sahamnya untuk publik secara lokal. Meskipun begitu, strategi yang tepat untuk mendukung keberlangsungan sebuah bisnis sangatlah diperlukan sebelum membuka saham untuk publik,” tutup Claudia.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post