youngster.id - WPP dan Kantar merilis hasil riset dari para pakar ekuitas merek, dengan memperkenalkan BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands. Terpilih 15 merek paling berharga.
Menurut David Roth selaku Chairman of BrandZ, BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands adalah peringkat paling definitif dan kuat dari brand-brand negara yang tersedia, dan brand-brand yang berperingkat semua memenuhi kriteria kelayakan.
“Brand ini awalnya dibuat oleh perusahaan Indonesia, dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di bursa efek yang terpercaya, dan Unicorn (yang memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar) yang didirikan di Indonesia,” jelas Roth, dalam keterangannya.
Bank Central Asia (BCA) menempati peringkat pertama di tahun kelima BrandZ™ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands. Upaya konsisten BCA dalam memahami kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman yang dipersonalisasi, telah meningkatkan brand value BCA sebesar 3% setara dengan US$ 13,1 miliar, dengan mengedepankan inovasi mobile banking yang ramah pengguna, seperti penarikan tunai tanpa kartu, pembukaan akun melalui mobile banking BCA, dan pengalihan akun dengan kode QR dan e-wallet. Hal ini membantu BCA untuk memenuhi harapannya menggaet 20 juta pelanggan dan tingkatkan kepercayaan mereka. BCA juga muncul di peringkat BrandZ Global Top 100 Most Valuable Brands di tahun kedua.
BRI menempati peringkat kedua (dengan brand value sebesar US$ 11,0 miliar), yang menutup kesenjangan dengan BCA karena secara konsisten telah berhasil mempertahankan investasi dan fokus memberikan layanan yang dipersonalisasi untuk pelanggan di tengah perkembangan perbankan digital. Penyedia layanan telekomunikasi, Telkomsel, berada di urutan ketiga dengan brand value sebesar US$ 7,3 miliar.
Layanan keuangan terus mendominasi posisi di hasil riset BrandZ dengan pangsa kategori brand value sebesar 40% atau senilai dengan US$ 34 miliar, dengan empat bank berada di posisi 11 teratas termasuk Mandiri (No. 5, US$ 6,2 miliar) dan BNI (No.11, US$ 2,1 miliar). Meskipun mengalami penurunan, kategori Perusahaan Tembakau dan Telekomunikasi memiliki pangsa nilai tertinggi dengan masing-masing 22% (US$ 18 miliar) dan 12% (US$ 10 miliar).
Di era disrupsi digital, brand tradisional menyesuaikan model bisnis untuk mempertahankan posisi mereka di industri, sementara kategori yang didukung oleh teknologi, terutama kategori Perjalanan dan Transportasi, merupakan yang paling cepat berkembang karena brand yang relatif baru terus mendisrupsi industri dengan produk dan layanan terkini. Kategori-kategori ini (termasuk Maskapai) bersama-sama membukukan pertumbuhan sebesar 74% untuk brand value, dipimpin oleh pemain digital yang kuat seperti aplikasi gaya hidup yang baru-baru ini mengalami rebranding seperti GO-JEK (No. 6, US$ 4,5 miliar) yang tumbuh 88%. Dan, perusahaan layanan perjalanan Traveloka (No. 13, US$ 1,7 miliar) yang tumbuh 111%.
Peningkatan bisnis e-commerce di wilayah Asia Tenggara yang terus berjalan memiliki peran penting dalam strategi pertumbuhan banyak brand lainnya. Hal ini meliputi brand tradisional, yang banyak di antaranya berkolaborasi dengan pasar online untuk menjangkau konsumen mereka. Disrupsi di sektor ritel karena meningkatnya pertumbuhan layanan e-commerce yang memungkinkan marketplace seperti Tokopedia (No. 10, US$ 2,2 miliar) untuk masuk 2 dalam peringkat Top 10 untuk pertama kalinya tahun ini sebagai brand yang tumbuh paling cepat, mencapai pertumbuhan yang luar biasa sebesar 487%, sementara Bukalapak (No. 33, US$ 387 juta) tumbuh sebesar 30%.
Dibandingkan dengan negara lain, Top 50 Brands di Indonesia memperoleh nilai tinggi karena menyediakan pengalaman yang bermakna (meaningful) bagi konsumen, mencapai skor indeks sebesar 130, (yang mana 100 merupakan nilai rata-rata brand), urutan kedua setelah Cina. Untuk berbagai kategori produk, brand-brand yang bermakna bagi konsumen terus berkembang untuk memastikan bahwa mereka selalu siap memenuhi kebutuhan konsumen di industri yang dinamis dan di waktu yang sama tetap menawarkan pengalaman konsumen yang inovatif dalam hal produk dan layanan. Top 50 Brands di Indonesia yang paling berharga mencakup nama-nama seperti brand produsen makanan dan produk olahan susu, Indomie 3 (No. 14, US$ 1,4 miliar) dan brand minuman Sariwangi (No. 29, US$ 452 juta), memiliki nilai brand empat kali lebih tinggi dari nilai brand-brand lain di peringkat BrandZ.
“Pengalaman pelanggan merupakan hal yang utama bagi konsumen Indonesia; brand yang dianggap meningkatkan kualitas hidup mereka, walaupun untuk hal kecil, memimpin dalam hal pertumbuhan nilai brand. Beberapa brand Indonesia mengembangkan ekosistem mereka sendiri dan memperluas jangkauan hingga ke luar kota-kota besar, termasuk pinggiran kota atau kota-kota kecil,” ujar Ranjana Singh selaku Country Manager WPP untuk Indonesia dan Vietnam.
Berikut 15 BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands, yaitu:
- BCA dengan brand value sebesar US$ 13.050 miliar dan perubahan nilai brand 3%;
- BRI (US$ 10,988 miliar, dan 17%);
- Telkomsel (US$ 7,322 miliar, dan -17%);
- A Mild (US$ 7,023 miliar, dan -15%);
- Bank Mandiri (US$ 6,203 miliar, dan -3%);
- GO-JEK (US$ 4,487 miliar, dan 88%);
- Dji Sam Soe (US$ 3,123 miliar, dan 18%);
- Surya (US$ 2,522 miliar, dan 6%);
- Gudang Garam (US$ 2,442 miliar, dan 6%);
- Tokopedia (US$ 2,231 miliar, dan 487%);
- Bank BNI (US$ 2,136 miliar, dan -4%);
- Marlboro (US$ 1,795 miliar, dan -16%);
- Traveloka (US$ 1,697 miliar, dan 111%);
- Indomie (US$ 1,407 miliar, dan 8%);
- U Mild (US$ 1,285 miliar, dan -16%).
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post