youngster.id - Seperti apa tren startup tahun 2016? Pada acara temu bulanan Meetup Startup Lokal ke-60 beberapa waktu lalu, William Eka, Associate Director Skystar Capital, mengemukakan tren dan peluang besar bagi startup di Indonesia di tahun 2016.
William sendiri memiliki kiprah yang panjang di dunia startup. Sebelum memimpin perusahaan pendanaan bagi para startup di Indonesia Skystar, William pernah berkiprah di Fenox Venture Capital Asia Tenggara. Ia juga sempat menjadi mentor di CGI Bootcamp milik GEPI. Saat ini beberapa startup yang didanai Skystar, seperti: Adskom, HijUp, dan Bridestory.
Berikut ini beberapa tren dan peluang besar bagi startup di Indonesia di tahun 2016:
Mobile first
Saat ini, terdapat 3/4 masyarakat Indonesaia yang mengakses internet menggunakan perangkat mobile, seperti ponsel dan tablet. Melihat peningkatan jumlah pengguna yang signifikan, pengguna kerap berlari ke perangkat mobile terlebih dahulu, untuk dapat masuk ke dunia online. Startup yang menyadari fakta tersebut dan fokus kepada mobile UX, maka akan memperoleh keuntungan yang jelas dibandingkan dengan startup yang berfokus pada desktop UX.
Ecommerce dan turunannya
Pertumbuhan industri ecommerce di Indonesia akan terus berlanjut, melihat semakin banyak konsumen yang semakin percaya, serta beralih ke belanja online. Walaupun terdapat beberapa ecommerce yang telah lebih dahulu duduk di ranah ecommerce di Indonesia, tetap saja situs yang memiliki diferensiasi dan fokus khusus kepada market niche, akan layak untuk berkompetisi dengan ‘raja’-nya. Startup ecommerce yang memiliki layanan dasar untuk mendukung industri, seperti yang berfokus pada pemasaran digital, logistik, dan metode pembayaran, juga akan semakin terus berkembang.
Freemium Software as a Service (SaaS) untuk UKM
Melihat biaya servis cloud computing yang semakin menurun, biaya pengadaan SaaS pun mengikutinya. Di lain sisi, pendiri-pendiri yang berasal dari generasi muda yang akan memulai UKM, kini telah lebih memahami kemajuan teknologi. Dinamika yang memiliki perencanaan ini akan menghasilkan startup yang mampu menciptakan SaaS untuk UKM. Model bisnis freemium atau pay-per-use (bayar setiap menggunakan) akan mengubah pandangan UKM, serta solusi penggunaan perangkat lunak.
Ekspansi global dan regional
Kombinasi negara-negara di Asia Tenggara memiliki pendapatan per kapita sebanyak US$ 2,4 triliun, lebih unggul dari India, Korea Selatan, dan Australia. Hal ini akan menginisiasi komunitas ekonomi dari regional. Selain itu, ini merupakan kunci pasar untuk perusahaan dunia dalam mencari akuisisi atau rekanan. Kombinasi pasar juga menciptakan banyak peluang bagi para startup yang telah siap melakukan ekspansi ke wilayah regional, baik melalui pertumbuhan organik atau strategi khsusus.
Baby unicorn
Meskipun banyak yang percaya bahwa akan ada banyak unicorn yang bermunculan dari industri teknologi di Indonesia. Namun William, melalui Skystar Capital, percaya bahwa pasar hanya akan mendukung unicorn yang memiliki banyak pemecahan masalah. Beberapa telah teridentifikasi, sedangkan yang lainnya masih mengarah ke sana. Targetnya adalah untuk mendukung proses identifikasi kepada baby unicorn yang potensial, yakni perusahaan-perusahaan yang memperoleh valuasi di atas US$ 100 juta.
Risiko dan peluang dalam perebutan talenta
Tidak seperti di Cina atau India yang berlimpahan tenaga kerja teknis yang didukung universitas teknik dan perusahaan-perusahaan perangkat lunak global, talent pool teknologi di Indonesia hanya cukup untuk mendukung pertumbuhan ekosistem saja. Startup teknologi yang dapat memecahkan permasalahan dengan persaingan talenta akan memiliki banyak keuntungan dalam mengembangkan perkembangan bisnis mereka. Secara bersamaan, akan ada banyak kesempatan pada segmen ed-tech bagi startup yang bersedia untuk melatih pekerja startup dengan efektif.
Dasar-dasar yang kuat
Kebanyakan startup pada awalnya memiliki burn rate yang tinggi untuk mendukung operasi dan memperoleh konsumer dalam mempercepat pertumbuhan. Startup dengan dasar-dasar yang kuat memiliki perencanaan yang tersusun dengan rapi, sehingga mampu melakukan monetisasi dan mudah untuk mendapatkan profit. Selain itu, startup juga akan mampu bertahan dengan kapasitas yang dimiliki diri sendiri, ketika kompetisi pendanaan di dalam pasar semakin ketat.
Dibuat khusus untuk Indonesia (dan Asia Tenggara)
Selama lima tahun ke belakang, banyak wirausahawan dan startup dengan sukses mendaur ulang model bisnis dan teknologi dari negara lain. Melihat Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara, secara umum mengadopsi teknologi lebih di belakang dibandingkan negara lain.
Tren ini masih akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Namun di lain pihak, startup yang berinovasi dan menciptakan solusi untuk permasalahan unik di wilayah setempat, akan terus dicari banyak investor.
Misalnya, startup yang mampu mengarahkan penjual untuk berdagang melalui ecommerce. Selain itu ada pula startup yang dapat memindahkan transaksi online ke luar bank, serta startup yang dapat memecahkan permasalahan logistik di negara kepulauan ini.
STEVY WIDIA