youngster.id - Investree kini berkembang menjadi solusi bisnis digital terintegrasi bagi UKM. Fokus pembiayaan tidak lagi berpusat di Jakarta tetapi mulai memasuki kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sejak 2017, Investree sebagai pionir fintech lending telah melebarkan jangkauan layanannya ke Jawa Tengah dengan membuka kantor representatif di Semarang. Wilayah cakupannya meliputi Semarang, Yogyakarta, Solo, Tegal, dan sekitarnya. Kemudian diikuti dengan pembukaan kantor representatif di Surabaya yang melayani area Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan sekitarnya termasuk Pulau Bali.
Secara keseluruhan, bisnis Investree di Jawa Tengah bertumbuh dengan adanya kenaikan jumlah penyaluran pinjaman sebesar Rp 257,8 miliar dari 2019 ke 2020. Sedangkan untuk Jawa Timur, terjadi kenaikan sekitar 0,6% dari Rp 44,2 miliar pada 2019 menjadi Rp 72,5 miliar pada 2020.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan, pada 2021 ini, fokus pembiayaan tak lagi hanya berpusat di Jabodetabek tapi juga kota-kota besar lainnya di luar itu. Terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur yang punya potensi pasar sangat besar.
“Banyak dari mereka punya bisnis solid namun kesulitan melakukan ekspansi karena terkendala akses pembiayaan yang terbatas. Di situlah Investree hadir untuk mengisi jurang pembiayaan agar semakin banyak pelaku UKM yang terbantukan. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, tak sedikit dari mereka yang sedang melalui masa sulit. Dengan mengutilisasi produk-produk pinjaman Investree yang berinti pada pembiayaan rantai pasokan, kami akan ajak mereka untuk bangkit dan pulih dalam mempertahankan usahanya,” kata Adrian dalam keterangan pers, Kamis (20/5/2021).
Pertama kali meluncurkan produk Invoice Financing untuk dimanfaatkan oleh para pelaku UKM di sana lalu berkembang dengan kehadiran Pre-Invoice Financing, Account Payable Financing, dan Buyer Financing, hingga akhir 2020, Investree berhasil mencatat angka penyaluran pinjaman yang cukup signifikan–Jawa Tengah sebesar Rp 507 miliar dan Jawa Timur sebesar Rp 72 miliar. Angka tersebut terus bertambah hingga memasuki kuartal pertama dan kedua 2021 dengan produk pinjaman paling banyak dipilih yakni Invoice Financing.
Manfaat dari Invoice Financing begitu terasa bagi pelaku sektor kreatif, jasa desain, dan manufaktur. Dengan mengajukan Invoice Financing, mereka bisa mendayagunakan invoice atau tagihan yang selama ini merupakan aset tidak produktif menjadi jaminan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari Investree.
Shareang Kusuma VP Sales Regional Java Investree mengatakan, di tengah pandemi Investree justru mengalami peningkatan pengajuan pinjaman terutama dari sektor kesehatan dan energi.
“Setiap produk pinjaman Investree di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki Payor terbaiknya masing-masing. Invoice Financing ada Gojek, Grab, dan Sriwahana Adityakarya. Pre-Invoice Financing kami punya E-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), KAI Properti, dan Solusi Bangun Indonesia. Sementara itu untuk Account Payable Financing, ada British Petroleum yang sudah menjadi Payor berulang di Investree Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tambah Shareang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post